Jumat, 20 Juli 2012

DAY 202


Hari ini adalah hari ke-202...
Hari ke-202 dari 365 hari Bible Reading Plan saya ^^,huehehehe...

Idk why when this morning I wake up, pray, take my Bible and handphone and start browsing YouVersion application and see it's already DAY 202, I feel so happy and amazing!!!

Bisa sampai di hari yang ke-202, itu berarti saya sudah lewat setengah dari 'perjalanan' saya.
Baca Alkitab setahun itu benar-benar butuh komitmen, kesabaran juga rajin... Benar-benar tidak mudah.

Mulai tahun ini saya membuat komitmen untuk membaca seluruh Alkitab selama setahun.
Jujur saja, sejak Sekolah Minggu saya sudah punya niat buat baca seluruh Alkitab, tapi pas SD cuma mentok sampe Yosua,,
Pas SMA dan kuliah cuma mentok sampe Mazmur,hahaha...

Jadinya sekarang mau benar-benar commit for reading whole Bible through this year...
Pas baca di sebuah blog, yang menulis soal Bible Reading Plan, ia menulis kita harus punya semacam Bible Reading Plan, jadi sudah ada jadwalnya hari ini baca sampai mana,dan sebagainya.

Plus, ia juga bilang untuk jangan cuma membaca saja, tetapi mempelajarinya. Kemudian, lebih baik lagi kalau ada ayat hafalan yang tiap hari kita hafal.
Nah, setelah baca tulisan itu, saya jadi terpacu lagi untuk read whole Bible...

Dan thank God karena saya menemukan situs YouVersion >> www.youversion.com
Di situs itu selain ada Alkitab dalam berbagai versi, juga ada Daily Bible Reading Plan-nya.

Waktu itu, kalau tidak salah sudah bulan April, alias kalau mau mulai baca Alkitab setahunnya, saya sudah terlambat kurang lebih 100 hari!!
Tapi, Tuhan 'menekan' saya untuk memulainya,, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Kalau bukan sekarang kamu mulainya, kamu akan jadi malas dan pada akhirnya tidak mulai-mulai.

Akhirnya, saya memulai Bible Reading plan saya lewat aplikasi YouVersion di handphone... DI YouVersion sendiri, ada puluhan pilihan Bible Reading Plan,, dan saya memilih yang EVeryday I Learn To See Jesus dari dr. Young.

Karena saya sudah ketinggalan sekitar 100 hari, maka saya harus kejar ketinggalan tersebut. Jadi, tiap hari saya baca bacaan untuk 2 hari,, sekita 8-9 pasal/bacaan tiap hari.
Kemudian,, rhema yang saya dapat dari tiap bacaan saya tulis di jurnal harian saya.
Demikian juga ayat hafalan,, saya usahakan tiap hari ada ayat hafalan yang harus dihafal.

Dengan program seperti itu, bukan berarti saya rajin dan tekun menjalaninya.
Ada saat-saat dimana saya malas banget untuk buka Bible, apalagi pas sudah nyampe di bagian Imamat dan Bilangan >,< ,, ada saat-saat saya bangun telat sehingga tidak sempat SaTe,, ada saat-saat saya have no idea untuk nulis... Tuhan gak kasih apa-apa ke saya untuk direnungkan pas baca Bible.
Ada saat-saat saya mau menyerah,, sempat mikir untuk berhenti saja...toh tidak ada orang yang melihat,kan, kalo saya stop planning saya.
Tapi,, pas baca buku Joshua Harris,, ada kalimat seperti ini:
Karakter seseorang ditentukan saat tidak ada orang yang melihatnya.

Artinya,, siapa kita saat nggak ada orang yang melihat apa yang kita kerjakan?
Apa kita tipe orang yang bermuka dua. Pas orang melihat, kita rajin, baik,dsb... tapi pas kita sendirian dalam kamar, kita ternyata adalah orang yang benar-benar berbeda dalam keseharian kita.

Saat saya malas, ketinggalan, mau nyerah, telat bangun, ketiduran pas baca Alkitab... Tuhan selalu tegur dan mengingatkan saya.

Jika saat ini sudah hari ke-202,, maka itu semua karena kasih sayang Tuhan buat saya.
Dan selama saya commit untuk Read whole Bible ini,, ada begitu banyak hal yang saya pelajari.
Anugerah-Nya, kasih sayang-Nya, penyertaan-Nya... well, it makes me know Him better day by day when I read passage by passage.

Bible is amazing book. It's live and relevant also complete.
I feel so amazing when I read it and discover so many unbeliavable things happen in God's hands.

Membaca Alkitab memiliki banyak manfaat, bukan hanya it makes our relationship with God more deeper, but I feel He is so close to me... always beside me. 
Di setiap keadaan yang terjadi pada saya,, yang muncul di pikiran itu adalah ayat Alkitab yang relevan dengan keadaan saya.

Dalam 2 Timotius 3:16
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Alkitab punya banyak manfaat dalam kehidupan orang Kristen.

Jangan mengaku orang Kristen kalau malas baca Alkitab.

Saya pernah baca sebuah kesaksian dari Lydia Prince ( almarhumah istri Derek Prince)
dan beliau pernah bilang bahwa " Injil Yohanes itu sangat indah, seperti surat cinta,"
Sampe segitunya...
Hehehe...

Dan by the way, itulah salah satu faktor yang membuat Derek Prince jatuh cinta pada beliau. Kecintaannya pada Tuhan dan betapa setia ia membaca dan merenungkan Firman Tuhan serta melakukannya.

Sudah hari ke-202, dan masih ada sisa 163 hari lagi (actually, 164 hari karena tahun kabisat).
I pray that God will lead me through this journey...
Doakan agar saya bisa selesai membaca seluruh Alkitab sampai akhir tahun ini,, 
demikian juga tahun depan, tahun depannya lagi, dan seterusnya...

Amin,amin,amin....


God bless,,

Farha

Kamis, 19 Juli 2012

The Knot Prayer


Dear God,
Please untie the knots that are in my mind, my heart, and my life.
Remove the have nots, cannots, and do nots.
Erase the will nots, may nots, might nots that may find a home in my heart.
Release me from the could nots, would nots, should nots that obstruct my life..
And most of all, Dear God, I ask that you remove from my mind,
my heart, and my life all of the “am nots”  that I have allowed to hold me back.
Especially the thought that I am not good enough.
Amen
- Unknown

Selasa, 17 Juli 2012

Fill Up Your Basket


Tadi malam pas ibadah Pemuda Remaja, Firman Tuhan dibawakan oleh Pdt. Ansye, atau yang kami biasa panggil dengan akrab K’ Ansye, even she is married now ^_^

Nah, sesuai dengan MTPJ minggu ini, pembacaan Alkitab terdapat dalam Ulangan 26:1-11. tentang memberikan hasil pertama, atau persembahan buah sulung.

Ulangan 26:1-2
“ Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, dan engkau telah mendudukinya dan diam di sana, maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari bumi yang telah kaukumpulkan dari tanahmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam disana.”

Inti dari bacaan Alkitab ini adalah memberikan hasil pertama, kalo dalam terjemahan KJV-nya

And it shall be, when thou art come in unto the land which the LORD thy God giveth thee for an inheritance, and possessest it, and dwellest therein;
That thou shalt take of the first of all the fruit of the earth, which thou shalt bring of thy land that the LORD thy God giveth thee, and shalt put it in a basket, and shalt go unto the place which the LORD thy God shall choose to place his name there

First fruit, buah pertama…

Persembahan itu seringkali identic dengan uang ataupun pemberian dalam bentuk barang, dan memang yang dimaksudkan dalam pembacaan ini adalah hasil pertama dari bumi saat bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan.

Bagi yang sudah bekerja atau punya penghasilan, tentunya sewajarnya kita memberikan persembahan syukur kepada Tuhan, hasil pertama dari penghasilan kita kepada Tuhan.
Tuhan meminta persembahan kepada umat-Nya bukan karena Tuhan ‘butuh’ persembahan kita, Ia adalah Allah yang kaya, seberapa banyak pun persembahan yang kita kasih kepada Tuhan tidak akan sebanding dengan anugerah, kasih karunia yang telah Ia berikan kepada kita.
Hal yang Tuhan ingin lihat dari pemberian persembahan kepada-Nya adalah kesetiaan umat-Nya dan pengorbanan umat-Nya.Dengan memberikan persembahan, kita belajar untuk setia sama perintah Tuhan, berkorban, dan belajar memberi, dan juga membantu pelayanan Tuhan.
Ingat, selalu lebih baik memberi daripada menerima, adalah salah satu prinsip Kristiani.

Nah, jika orang yang sudah punya pekerjaan atau penghasilan memberikan persembahan dalam bentuk uang ataupun barang (hasil bumi, misalnya), bagaimana dengan yang belum bekerja?
Bagaimana dengan adik-adik remaja ataupun pemuda yang masih sekolah dan kuliah, yang masih “menadahkan tangan” sama orangtua? Yang belum punya penghasilan.

Apakah mereka ini luput dari perintah untuk memberi persembahan hasil pertama?
Apakah perintah ini khusus hanya untuk orang-orang yang sudah punya pekerjaan dan menghasilkan uang?

Tentu saja tidak.
Perintah memberikan persembahan hasil pertama ini ditujukan kepada setiap anak-anak Tuhan, baik dia sudah bekerja atau belum, masih sekolah atau sudah jadi pekerja.

Kalo kita belum punya penghasilan untuk diberikan kepada Tuhan, maka apa yang bisa kita berikan kepada Tuhan sebagai hasil pertama?

Mari kita lihat dalam Roma 12: 1

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, supaya kamumempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 
Persembahan itu bukan Cuma dalam bentuk uang ataupun barang, tapi rasul Paulus mengatakan bahwa persembahan yang Tuhan inginkan adalah tubuh kita!
Tubuh kita dikatakan adalah sebuah persembahan yang hidup, dan harus kudus juga berkenan kepada Allah.
Memberikan tubuh sebagai persembahan bukan berarti kita menjadi korban bakaran,hehe…
Mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Tuhan, artinya kita menyerahkan seluruh aspek kehidupan kita untuk satu tujuan, yaitu MEMULIAKAN TUHAN.
Kita sudah ditebus oleh darah Tuhan Yesus yang dicurahkan di atas kayu salib, kita sudah “ dibeli dengan harga yang mahal, oleh karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu,”
“ Karena bagiku hidup adalah Kristus,…”
Jadi, sudah sewajarnya kita itu mempersembahkan tubuh kita untuk kemuliaan Tuhan, karena hidup kita bukan lagi milik kita, tapi milik Tuhan.
Kalo sesuatu yang adalah milik Tuhan, berarti harus digunakan juga untuk kepentingan Tuhan, dalam hal ini untuk memuliakan nama Tuhan.

Apa itu artinya kita harus terjun ke dunia pelayanan, jadi pendeta, jadi misionaris, full timer servant?

Actually, semua orang Kristen punya kewajiban untuk jadi saksi Kristus dan sebarin Injil ke seluruh dunia, jadi bukan hanya tugas pendeta, misionaris, penginjil yang punya tanggung jawab untuk memberitakan Injil, but all of us as Christian, as Jesus children ^^.

Yang membedakan hanyalah panggilan juga visi dan misi seseorang.
Ada orang yang terpanggil jadi pendeta, penginjil, full timer servant in His church.
Ada pula yang terpanggil untuk jadi guru, pendeta, dokter, arsitek dan sebagainya.
Dan jujur saja, hanya sebagian kecil dari anak-anakNya yang Tuhan panggil untuk melayani di ladang misi. Sebagian besar, menerima panggilan untuk melayani Tuhan di dunia sekuler. Tetapi sekali lagi, panggilan dan visi juga misi itu harus bertujuan untuk memuliakan Tuhan.

Setiap orang diberikan talenta oleh Tuhan. Bakat, kepandaian, bahkan kelebihan-kelebihan yang Tuhan berikan itu adalah salah satu hal yang bisa kita berikan sebagai “Persembahan Hasil Pertama” kita kepada Tuhan.

Jika kita punya bakat menyanyi, bawalah bakul berisi suaramu untuk mempersembahkan puji-pujian kepada Tuhan.
Bermain musik? Pakailah untuk menciptakan musik seindah musik malaikat di sorga, hanya untuk kemuliaan Tuhan.
Kepandaian? Terus asah kemampuan akademismu, jangan malas belajar, gunakan kepandaianmu itu untuk keperluan pelayanan Tuhan Yesus.

Bagaimana dengan yang masuk kategori ‘biasa-biasa’ saja? Tidak ada yang spesial dalam diriku tampaknya…
Don’t lose heart!
Karena kita merasa biasa-biasa saja bukan berarti kita rendah diri dan gak mau dipakai Tuhan.
Ingat! Kita mungkin biasa-biasa saja, tapi Tuhan kita adalah Tuhan yang LUAR BIASA!
Dan di dalam tanganNya, tidak ada kehidupan yang biasa-biasa saja. Ketika kita mau berserah kepada-Nya, membiarkan Dia membentuk kehidupan kita, our life won’t never be same or so common life,, it would be extraordinary and full of miracle life ^^ because His hands and His mercy will  embracing us.
Jika merasa tidak ada yang spesial dalam dirimu, mintalah Tuhan menunjukkan bagian apa dalam dirimu yang ingin Tuhan ambil sebagai persembahan darimu.

Mungkin saja, partisipasi dalam kegiatan-kegiatan gereja, jadi panitia, dsb. Menjadi petugas LCD di gereja, membawa pundi persembahan di ibadah, kerelaan untuk ikut kerja bakti, melayani para lansia, janda dan duda, juga merupakan salah satu ‘persembahan’. Pemberian diri kita dalam tugas-tugas yang tampaknya kecil dan sepele itu, jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh dan penuh sukacita dan hati tulus, hal itu akan menjadi persembahan yang berbau harum di hadapan Tuhan.

Ingat! Jika kita setia dalam perkara kecil, maka Tuhan akan mempercayakan perkara-perkara yang besar kepada kita!
Bukan hanya pelayanan atau pekerjaan di gereja,, sikap kita di rumah maupun di sekolah juga bisa jadi wujud persembahan kita kepada Tuhan.
Di rumah,, kita mau memberi diri dengan sukarela untuk bangun pagi-pagi dan membantu Mama di dapur, membersihkan rumah, melakukan pekerjaan rumah yang nampaknya kecil dan sepele, asal kita sungguh-sungguh, tidak bersungut, malah dengan sukacita, itu akan jadi persembahan yang berkenan kepada Tuhan.

Di sekolah,, ketika kita benar-benar ikut pelajaran, menghormati guru, berketetapan untuk tidak curang saat ujian, berhenti nyalin PR/tugas teman,, mungkin kayaknya sepele dan kecil, tapi mari kita lihat persembahan seorang janda yang miskin,, ia memberikan persembahan yang sangat kecil jumlahnya jika dilihat dari kacamata manusia, tapi dari kacamata Tuhan, ia memberi paling banyak.
Karena apa? karena ia memberikan seluruh harta yang ia punya!
Kalau kita mau berkorban waktu nonton TV demi belajar atau bikin tugas,,ketika kita mau berkorban ego dan keinginan daging kita untuk menyontek dan nyalin tugas/PR teman,, setiap penyangkalan diri yang kita buat untuk menyenangkan hati Tuhan, adalah bentuk persembahan yang dikenan oleh Tuhan.

Bawalah bakul kita, yang berisi talenta, kelebihan, kerelaan hati kita, pengorbanan diri juga penyangkalan diri kita… Sebagai hasil pertama,, sebagai persembahan buah sulung kita, ke hadapan Tuhan.
Tuhan kita menghargai setiap pemberian yang diberikan dengan sukacita, tanpa paksaan dan dengan motivasi tulus serta hati yang bersih.
Belajarlah dari sekarang untuk memberikan persembahan kepada Tuhan.
Isi bakul kita penuh-penuh dengan persembahan terbaik untuk Tuhan Yesus.

God bless,,

Farha

Jumat, 13 Juli 2012

TUMPENGAN

TUMPENGAN?

Mungkin ada yang bingung soal judul di atas,hehehe...

Tumpengan itu adalah nama gereja di mana aku berjemaat sekarang.
Nama gereja?
Kedengarannya aneh,ya?

Ya, pertama kali juga aku merasa seperti itu pas baru pindah rumah, terus harus pindah ke jemaat lain.

Waktu itu aku kelas 6 SD dan keluarga kami pindah ke daerah Sea, Pineleng, pas pindahan aku tanya nama gereja baru keluarga kami dan mama ku bilang,
" GMIM Tumpengan"

Gak akan lupa, waktu itu aku sempat gak mau masuk gereja yang namanya aneh bin ajaib ini,hahahaha...
Tapi, seiring dengan berjalannya waktu,, terus pas aku tau arti dari TUMPENGAN ini,, gak ada lagi yang gak mau bergereja disana.

GMIM Tumpengan adalah nama gereja tempat aku berjemaat sekarang, merupakan salah satu dari hampir 900 gereja GMIM (Gereja Masehi Injili di Minahasa).

Memang namanya 'aneh' dan tak biasa...karena kalo di Sulawesi Utara, nama gereja itu biasanya selalu nama-nama yang ada di Alkitab, kayak Bukit Zaitun, Sion, Bukit Hermon atau Imanuel, Syalom, bahkan nama rasul kayak Paulus ^^.
Palingan yang agak beda kalo pke nama kayak Karunia, Anugerah, Exodus.

Tumpengan sendiri adalah suatu kata dalam bahasa daerah Minahasa...
Aku kurang tau dari bahasa apa (Minahasa punya beberapa jenis bahasa daerah, Toulour, Tontemboan,dll).
Secara harafiah, "Tumpengan" itu artinya aliran yang air yang tertumpah, tercurah", nah,, menurut tua-tua (pendiri), Tumpengan artinya adalah " CURAHAN BERKAT"

^^
Bagus kan, artinya?

Jadi gereja kami artinya adalah CURAHAN BERKAT.


Dan nama itu benar-benar terbukti dalam kehidupan gereja kami. Ada banyak berkat yang tercurah di gereja kami, dan gereja kami menjadi saluran curahan berkat Tuhan bagi anggota jemaatnya.

Bukan bermaksud pamer gereja aku, tapi, aku ingin share soal pengalaman aku selama berjemaat di GMIM Tumpengan ini ^^.

Bagi aku, GMIM Tumpengan itu bukan cuman sekedar tempat aku beribadah, berjemaat atau bergaul, tapi juga tempat aku bertumbuh dalam iman. Karena aku benar-benar merasakan tuntunan tangan-Nya saat aku bergereja di Tumpengan

Sejak berjemaat di Tumpengan dari Sekolah Minggu, aku merasa Tuhan terus memakai aku dalam pelayanannya.

Awal aku pindah, jumlah anak Sekolah Minggu itu sedikit, dan bisa dibilang aku paling besar di antara anak Sekolah Minggu yang lain, makanya aku sering ditunjuk 'enci' dan 'engku' Sekolah Minggu untuk pimpin doa, pujian, ikut lomba dan melayani adik-adik Sekolah Minggu aku.

Tuhan mulai mengajar aku untuk 'melayani'-Nya. Aku sempat dianjurkan untuk jadi Guru Sekolah Minggu saat aku jadi remaja dan punya keinginan untuk itu, tapi Tuhan ternyata punya rencana yang lain untuk aku.

Pengalaman yang berkesan selama aku ikut Sekolah Minggu di Tumpengan adalah, saat aku dan 2 teman aku menjuarai lomba CCA (Cerdas Cermat Alkitab) seri B se-sinode GMIM.
Waktu itu gak nyangka banget kami bisa juara I, se-sinode lagi!!!
Artinya, kami menang dari ratusan tim CCA Anak Sekolah Minggu yang ikut saat itu.
Prestasi yang luar biasa buat aku yang masih kecil,hehehe...

Lomba CCA (Cerdas Cermat Alkitab) yang sering aku ikuti sejak masih Sekolah Minggu, membuat aku jadi sering baca Bible and memorize it, verse by verse, juga tau banyak soal kisah Tuhan Yesus dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya.
Dan sampai sekarang, aku merasakan manfaat yang luar biasa dari hal itu.

Aku jadi cepat hafal baik ayat Alkitab maupun pelajaran,hahaha... kemudian jiwa sportif mulai terasah, kebiasaan ikut lomba juga bikin aku gak takut tampil di depan umum ^^ ataupun bicara di depan banyak orang juga terasah...

Sampai aku remaja bahkan menginjak umur Pemuda (18 tahun, klo di tata gereja kami) aku masih suka ikut lomba CCA mewakili jemaat ataupun sekolah aku.

Selain CCA, aku juga ikut lomba nyanyi (walo kagak pernah menang,hahaha...), Bible story telling dan menari.

Singkatnya,, aku adalah anak Sekolah Minggu yang aktif!
Makasih buat semua 'enci' dan 'engku' Sekolah Minggu yang sudah membina aku.
Karakter, sikap yang ada padaku sekarang tidak lepas dari kerja keras kalian ^^


Then, aku pindah ke komunitas Remaja.
Hmm, awal-awalnya aku sering di-bully loh sama kk-kk remaja aku,hehehe...

Di-bully?

Waktu itu, komunitas remaja di gereja aku itu gak sehat, ada banyak remaja yang salah gaul, dan gak cinta Tuhan.
Masuk ibadah itu cuma sekedar saja, cuma salah satu sarana buat kumpul2 rame-rame dan alasan biar bisa keluar rumah malam-malam. Dan anak-anak baru kayak aku, sering dipandang remeh sama yang sudah 'senior'.

Disini, aku benar-benar rasain perlindungan dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan aku,khususnya di awal-awal masa muda aku.

Walaupun dikelilingi oleh orang-orang yang gak cinta Tuhan, tapi aku gak 'terkontaminasi' hahaha...
Aku gak tau jelasnya, tapi selama itu gak ada yang pernah ngajakin aku untuk 'doing something wrong' kayak bolos, merokok, sex bebas, pornografi atau main 'pacar-pacaran' hehehhe...

Sekarang ini, aku baru nyadar bahwa Tuhan melindungi aku di saat-saat itu, dan juga pastinya tidak lepas dari doa Mama dan Papaku, yang selalu setia doaian anak-anak dan keluarganya ( thank you, Mom and Dad!)

Di komunitas remaja waktu itu, sangat sedikit aku lihat pembina remaja yang benar-benar punya hati hamba dan siap melayani.
Kebanyakan gak sungguh-sungguh melayani, bahkan memberi teladan yang salah ke adik-adik binaannya.

Tapi, tahun-tahun remaja ku sangat luar biasa, karena ada banyak hal luar biasa yang Tuhan lakukan buat aku ^^.

Tahun 2004, aku bertemu dengan 2 orang temanku, Tesa dan Andre, yang seiring berjalannya waktu, we become a close friend till now ^^
Kita jadi dekat karena seumuran, bahkan satu sekolah, dan kami 1 tim di CCA.
Pengalaman masa remaja aku jadi indah gara-gara mereka.

Sampai sekarang, aku sangat bersyukur sama Tuhan karena memberikan Tesa dan Andre hadir dalam kehidupan aku... They're such a true friend ^^,, they're a gift from God to me.
Kami sangat kompak, apalgi klo ikut lomba, hahaha...
Kami langganan juara CCA wilayah dan 1 kali juara 2 CCA se-sinode ^^
Itu prestasi terbesar kami sebagai tim CCA.

I met many friends after them,, but honestly, no one can change their position to me as a friend...
Till now...

Selanjutnya, aku aktif ikut kegiatan-kegiatan remaja, dan itu sangat banyak membentuk karakter dan iman aku.
Aku lahir baru saat aku masih remaja, saat aku duduk di kelas 3 SMP. even after that, so many times of 'jatuh-bangun' dalam kehidupan rohani aku.


Dan akhirnya Tuhan kasih beban buat jadi seorang 'pembina'.

Kenapa aku tahu Tuhan pengen aku jadi seorang 'pembina remaja'?
Tuhan gak kasih aku penglihatan atau nubuatan atau special thing apapun...

Dia cuma kasih  sebuah beban di hati aku, untuk melayani di Komisi Remaja GMIM Tumpengan.
Dia cuma kasih aku sebuah keinginan untuk buat anak-anak remaja GMIM Tumpengan punya tujuan hidup untuk memuliakan nama-Nya lewat talenta dan antusiasme serta semangat masa muda mereka.
Dan sampai sekarang Tuhan masih kasih visi yang sama buat aku...
Melayani-Nya di Komisi Remaja GMIM Tumpengan.

Sebagaimana aku diubahkan oleh Tuhan Yesus di usia remaja aku, sebagaimana aku mengenal dan jatuh cinta pada Tuhan Yesus di usia remaja aku...

Aku pun ingin anak-anak remaja GMIM Tumpengan seperti itu.

Itulah Visi yang Tuhan kasih ke aku dan aku masih berusaha terus menjalaninya tiap hari.

Jadi pembina remaja itu gak mudah,hehehe...

Apalagi jumlah pembina remaja sama remajanya gak seimbang,hehehe...
Sampai saat ini saja,, jumlah pembina remaja yang aktif di gereja kami gak sampe 15 orang,, sedangkan remajanya lebih dari 100 orang.

Aku masih terus berdoa supaya Tuhan kirimkan pekerja untuk melayani di ladang kami ini. Bukakan hati anggota-anggota jemaat lainnya untuk turut bekerja di ladang "remaja' ini.

Yeah, karena jumlahnya gak seimbang itulah, kami sering kewalahan klo ngurus para remaja2 ini...
Tapi, Puji Tuhan karena sampe sekarang, kami masih bisa handle semua urusan dengan baik..ini tentunya karena tuntunan dan pertolongan Tuhan.

Banyak tantangan dan cobaan yang aku dan teman-teman alami selama melayani di Remaja, tapi dengan kuasa Tuhan kami bisa lewati.
Sebagai gantinya, aku melihat banyak mujizat dan keajaiban serta kemurahan Tuhan yang Ia nyatakan di Remaja GMIM Tumpengan melalui kesulitan dan tantangan yang kami hadapi.

He is FAITHFUL!!!! ^__________^

Yang jelas, sekarang ladang tempat aku bekerja adalah sebuah ladang yang bernama " Tumpengan".
Dan sang pemilik ladang menempatkan aku, untuk merawat tumbuhan gandum muda yang sedang bertumbuh.
Memberinya nutrisi agar bisa menghasilkan buah yang banyak dan bernas, mengairinya agar tidak layu dan terus tumbuh, menyiangi sang lalang yang mengganggu pertumbuhannya, memastikan saat ia berbuah burung-burung tidak memakan buahnya.
Dan aku ingin melaksanakan tugas aku dengan sebaik-baiknya...

Sampai nanti Tuhan memanggil aku untuk pergi bekerja di ladang yang lain....


GOD BLESS,,

Farha
















Living Like Him


(RE-POST)

from 
http://jarridwilson.com/living-like-him/

When I was younger I once heard a pastor say, “partial obedience is disobedience.” And while everyone around me began to get up from their chairs, clapping and saying, “amen!” I quietly sat in my seat. The phrase smacked me across the face, and pierced me to the core. It’s so true. I’ve realized we cannot go about our lives half-hearting our walk with God, in hopes that He will give us a full heart transformation.
I mean, if we are truly living like Jesus, then why are we still doing “that?” (insert sin here). The depth behind the phrase, “live like Jesus” is unmeasurable. And although this is a great starting point for our relationship with Him, truly understanding it’s meaning is more beneficial than aimlessly trying to accomplish its task. Yet so many of us are running around like a chicken with it’s head cut off, only hoping we are living like Him.
Jesus wants us to find the created purpose for living like Him, and in doing so the way we live will have a lot more purpose and a lot less confusion.

C.S. Lewis wrote, “To have Faith in Christ means, of course, trying to do all that He says. There would be no sense in saying you trusted a person if you would not take his advice. Thus if you have really handed yourself over to Him, it must follow that you are trying to obey Him. But trying in a new way, a less worried way. Not doing these things in order to be saved, but because He has begun to save you already. Not hoping to get to Heaven as a reward for your actions, but inevitably wanting to act in a certain way because a first faint gleam of Heaven is already inside you.”God NEVER intended us to remain the same, but instead to remain faithful. For in remaining faithful we will not remain the same.
You can be different than you were. You can break the mold of your family’s past. You can be different from what everyone labels you as. You are made in God’s image, for His will. And no human opinion can get in the way of a God-given destination.
You are a mighty warrior of Christ.


- Jarrid Wilson

 Pas baca tulisan ini,, serasa ditampar,,soalnya kenaaa sekali di hati...

Kayaknya Tuhan lagi 'meng-kampanyekan' sesuatu ke saya akhir-akhir ini...

Become More LIke Jesus day by day

Hehehehe...

Dua minggu belakangan ini, saya baca buku Max Lucado yg Just Like Jesus
bukunya bagus,keren dan saya sering nangis pas baca, karena isinya  yang begitu pas dan menyentuh hati
*btw,saya orangnya mmg melankolis dan romantis,, jadi harap maklum..gampang tersentuh n nangis ^__^

Buku itu isinya mengajak orang-orang Kristen, which means saya dan kamu, untuk Hidup seperti Yesus.
Hidup seperti Yesus gak gampang,, tapi bukan hal yang mustahil...
Karena sejak kita ditebus oleh Tuhan Yesus,, kita sudah dimeteraikan oleh-Nya,, dan kita ini anak-anak-Nya

Kata-kata dari buku itu yang paling menyentuh (buat saya,hehe...) adalah " Tuhan Yesus mencintai Anda apa adanya, tapi Ia tidak ingin membiarkan Anda seadanya".

Tuhan Yesus ingin anak-anak-Nya menjadi seperti diri-Nya. Baca deh doa Tuhan Yesus untuk murid-murid-Nya di Injil Yohanes ^^

Kemudian,, renungan dan bacaan pas SaTe juga soal Become more like Him day by day...

Nah, pas ketemu tulisan Jarrid Wilson ini langsung ketemplak,deh...

Living like Him,, Tuhan ingin saya hidup seperti-Nya...

Tuhan Yesus saat Ia hidup di dunia, ia fokus pada satu hal, menyelamatkan dunia dari dosa, untuk kemuliaan Allah.

Sebagai orang-orang yang menerima anugerah keselamatan tersebut,, tujuan hidup kita pun seharusnya untuk kemuliaan Allah.

Karena kita sudah ditebus dengan harga yang mahal, oleh sebab itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.

Bahkan rasul Paulus mengatakan, baik kita makan, minum, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.

Kalo tujuan hidup kita untuk kemuliaan Allah semata, bukan untuk cari hidup yang nyaman, kaya, karir yang bagus,dll... kita pun akan tergerak untuk hidup seperti-Nya...

Hidup seperti Yesus,, bukanlah hal yang mudah, sekali lagi,, hal yang sulit malah, jika kita berusaha dengan kemampuan kita sendiri.
Tapi, Tuhan Yesus berjanji akan menolong kita... Kuk yang kita pikul itu,, akan kita pikul bersama Yesus....
Mintalah pertolongan Yesus, dengan penuh kerendahan hati, agar Ia mengubahkan pribadi kita dari hari ke hari, menjadi semakin seperti-Nya.

Hidup seperti Yesus,, adalah sebuah pelajaran yang harus kita pelajari sepanjang hidup,,
Sebuah bejana yang indah dan berguna tidak dibentuk dalam waktu singkat, tapi sang penjunan harus membentuknya dari tanah liat, mengeluarkan bagian-bagian yang tidak perlu, mengikisnya, membentuknya agar menjadi sebuah bejana yang indah dan berguna.

Hidup kita juga sama seperti sebuah bejana di tangan Penjunan, yaitu Yesus Kristus. DIbentuk, diolah, dikikis,, ada proses-proses (yang seringnya menyakitkan),, tetapi tujuannya adalah untuk membentuk sebuah karya yang indah dan berguna.

Guys,,
let's start to live like Him

 
 
God bless,,

Farha