Rabu, 17 Oktober 2012

My Calling Now : Serve the Teenagers



Setiap pelayanan pasti ada tantangannya masing-masing. Ada cobaan, pergumulan yang harus dihadapi dan dilalui. Aku meyakini, bahwa melalui cobaan, tantangan dan pergumulan itulah kita bisa melihat kuasa Tuhan dalam pelayanan dengan lebih jelas. Kita jadi makin dekat dan bergantung pada-Nya.

Aku belajar banyak hal selama melayani anak-anak remaja di gereja aku.
Saat mulai jadi Pembina remaja, honestly, I have no idea for doing this. Ga ada passion sama sekali, sejujurnya, untuk melayani adik-adik remaja. Saat ditunjuk jadi Pembina, I just think this is a place that I can serve God. 
Tapi, alasan utamanya adalah karena aku menyukai kondisi Komisi Remaja, aku nyaman berada bersama-sama dengan mereka.

Seingatku, aku tidak pernah lulus dari Komisi Remaja, karena saat usia aku sudah masuk usia Pemuda, aku masih masuk ibadah Remaja Jemaat meski sudah ikut ibadah dan kegiatan di Pemuda, meskipun posisi aku saat itu bukan lagi seorang Remaja tapi Pembina mereka, hehehe…

But as time goes, aku merasa Tuhan memang memanggil aku untuk melayani anak-anak remaja.

Passion aku untuk mereka mulai tumbuh. 
Aku ingin agar anak-anak remaja gereja aku itu bisa mengenal Kristus secara pribadi sejak usia remaja dan tidak menyia-nyiakan masa remaja mereka. Aku punya prinsip, bahwa apa yang kita tabur di usia muda kita, which is usia remaja kita, itulah yang akan kita tabur di masa depan kita. 
Dan banyak contoh nyata yang membuktikan hal tersebut.

Aku tidak bilang kalau aku ini sudah jadi teladan juga, good role model for them, actually, aku juga punya banyak kekurangan. Tapi aku berusaha jadi teladan buat adik-adik remaja aku, dalam setiap aspek kehidupan. Meski aku akui, aku masih sering jatuh bangun dalam membangun hubungan aku dengan Tuhan Yesus, masih jatuh bangun dalam dosa, I still need to be purify, molds and shapes to become more like Jesus everyday in my life.
But, I want that my little brother and sister in Christ, become a good rolemodel for everyone around them. 
Seperti Timotius, anak rohani rasul Paulus. 
Aku mau mereka bukan hanya pintar dan aktif di sekolah, tapi juga aktif dan giat melayani pekerjaan Tuhan.

Aku bangga dengan adik-adik remaja aku. Mereka punya banyak bakat, kreatif, dan keceriaan mereka yang mudah menular pada siapapun. Meskipun aku akui, ada banyak anak-anak remaja yang kini tidak lagi datang ke ibadah, punya pergaulan yang buruk bahkan terjebak dalam kehidupan malam, drugs, also free sex.

Itulah yang jadi pergumulan aku sebagai Pembina remaja, dan aku rasa, bukan cuma aku saja, tapi semua Pembina remaja gereja yang ada.
Aku ingat setahun yang lalu, saat aku ngobrol dengan salah satu kakak di gereja aku, kita sama-sama Pembina Remaja. She reminded me to TAKE CARE our teenagers, to KEEP THEM SAFE, also to PRAY for them. Karena makin banyak saja godaan yang menghampiri adik-adik remaja kami. 
Juga, Mama aku yang senantiasa mengingatkan aku untuk menjaga diri aku. Yang beliau maksud adalah kekudusan dan kemurnian hidup, agar aku bisa jadi teladan yang baik buat anak-anak remaja yang aku bina. Karena, bagaimana kita bisa membina adik-adik kita, menyuruh mereka hidup benar-benar dalam Tuhan Yesus, padahal diri kita saja belum hidup kudus dan benar di hadapan Tuhan?

Tahun ini, adalah tahun yang cukup berat buat pelayanan kami. Ada banyak pergumulan dan tantangan yang dihadapi oleh kami, Pembina Remaja. Mulai dari kehadiran yang menurun drastis dalam ibadah, baik ibadah jemaat maupun wilayah, partisipasi yang menurun dalam kegiatan yang dilaksanakan komisi Remaja, dan makin banyak anak-anak remaja yang terjerumus dalam hal-hal yang negatif.

I feel so bad and so disappointed.

Apakah pelayanan aku gagal? Aku bertanya pada Tuhan.

Banyak upaya dan cara yang kami lakukan untuk menarik adik-adik remaja untuk rajin ke ibadah, tapi gak ada hasilnya. Sampai kami kepikiran untuk mengunjungi mereka satu per satu di rumah. Mungkin cara ini bakal efektif. And so many things. Aku juga kepikiran untuk menambah variasi bentuk ibadah. 
Aku berpikir, mungkin kami kurang keras dalam berusaha, tapi segala cara sudah digunakan (menurut kami) tapi tetap tidak ada hasil. 
Sempat kepikiran menyerah saja, dan masa bodoh. Toh, keselamatan itu urusan masing-masing, tapi Tuhan langsung negur aku saat itu.

“ Kamu egois kalau begitu. Kamu tidak menyayangi mereka. Mereka itu tanggung jawabmu!”

Mewek langsung. Nangis, minta ampun sama Tuhan. Hhh…

Aku sadar bahwa memang keselamatan itu urusan masing-masing, bahkan kita disuruh mengerjakan keselamatan kita sendiri, tapi, ingat Amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28:19,20?

Tuhan menyuruh kita untuk menjadikan seluruh bangsa di dunia menjadi murid-Nya, percaya kepada-Nya. Jadi sebagai orang percaya, adalah tanggung jawab kita untuk menyebarkan Firman Tuhan kepada semua orang.
Aku sadar kalau Tuhan tidak ingin kita jadi orang Kristen yang egois, yang hanya peduli sama keselamatan diri sendiri, tapi tidak mau peduli dengan keselamatan orang lain.

Kemudian, aku ditegur dalam I Yohanes 4:20,21
Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

Adik-adik remaja yang aku layani adalah saudara dan saudariku dalam Tuhan. Dan jangan lupa, Tuhan sangat, sangat mencintai, mengasihi mereka semua tanpa terkecuali.
Tuhan Yesus yang sudah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosaku, adalah Tuhan Yesus yang sama, yang juga mati demi menebus dosa-dosa mereka.
Tuhan Yesus mengasihi mereka, sejahat apapun mereka, sekurang ajar apapun mereka, betapa berdosanya pun mereka, no matter what, He still loves them. Karena kasih Tuhan itu, tidak ditentukan dari perbuatan kita, tapi semata-mata karena anugerah.

Jika Tuhan Yesus mengasihi mereka, maka aku pun harus demikian. 
Aku harus mengasihi mereka, sama seperti Tuhan Yesus mengasihi mereka.

Tetap mengasihi, walaupun mereka suka ribut saat ibadah.
Tetap mengasihi, walaupun mereka malas datang ke ibadah.
Tetap mengasihi, walaupun mereka datang ke ibadah hanya sekedar ngumpul-ngumpul dengan teman, tanpa ada motivasi untuk menyembah Tuhan.
Tetap mengasihi, walaupun mereka nggak dengar sama sekali FirTu yang aku sampaikan.
Tetap mengasihi, walaupun mereka terkadang nggak menghargai apa yang aku bilang ke mereka.
Tetap mengasihi, walaupun mereka memandang rendah aku dan Pembina yang lain.
Tetap mengasihi, walaupun orang lain tidak lagi mengasihi mereka.

Walaupun menurut orang lain, mereka nggak pantas dikasihi lagi, karena terlalu nakal, terlalu kurang ajar, suka bikin masalah, dan sebagainya.

I try to see them, just like Jesus sees them. 
Dengan sorot mata-Nya yang penuh belas kasihan, dengan tangan-Nya yang terulur, dengan hati-Nya yang mendamba agar mereka kembali kepada-Nya.

Dan saat aku melakukannya, aku jadi menyayangi mereka, dan tidak mau menyerah untuk mereka.
Sejak saat itu, aku selalu membawa mereka dalam doa aku setiap hari. Aku menyebut nama-nama mereka satu per satu. Aku mencoba mencari tahu, apa pergumulan mereka, dalam dosa apa mereka terjerat, kehidupan mereka di sekolah dan di rumah, bagaimana pergaulan mereka dan sebagainya sehingga aku bisa meminta dengan cukup spesifik kepada Tuhan untuk memulihkan anak-anak remaja tersebut. 
Aku juga berdoa untuk anak-anak remaja yang masih setia ke ibadah dan pelayanan, agar mereka makin dikuatkan imannya sehingga tidak mudah goyah.
Aku percaya bahwa, Tuhan mencintai mereka, dan Tuhan punya rencana yang indah buat kehidupan mereka. Mungkin si jahat berusaha merusak mereka, tapi Tuhan tidak pernah gagal, dan kasih Tuhan sanggup memulihkan mereka.
Dan mereka sangat butuh topangan doa dari seluruh anggota jemaat. Aku percaya, suatu hari nanti Tuhan akan bekerja dalam hati mereka masing-masing J.

Aku sadar kalau sebelum ini, aku tidak sungguh-sungguh dalam melayani mereka. Secara fisik, aku memang melayani mereka di ibadah dan kegiatan-kegiatan lainnya. Tapi, dalam hati aku, aku tidak melayani mereka dengan sungguh-sungguh. Aku tidak punya kerinduan untuk mereka bisa berubah. Tapi, sekarang ini hatiku penuh dengan kerinduan untuk melihat adik-adik remaja di gereja aku dipulihkan, diubahkan oleh Yesus. Aku rindu melihat mereka melayani dan menjadi saksi Kristus dimanapun mereka berada. Aku rindu melihat mereka memuliakan Tuhan Yesus lewat cara hidup mereka.

Kerinduan yang Tuhan taruh dalam hati aku, menjadi motivasi buat aku untuk tetap setia melayani adik-adik remaja.
As a single girl, I committed to cherish every second of my singleness season, to use it for God’s glory, to serve His kingdom and to be content in Him, pursuing my calling.
And this is my calling now, to serve teenager in my church.

Anak-anak remaja adalah seperti tunas tanaman yang sedang tumbuh di ladang.
Pembina remaja adalah petani yang memberi pupuk dan menyiangi lalang.
Tunas tanaman masih rapuh dan lemah, akarnya belum terlalu kuat untuk menopang dirinya, batangnya masih lemah dan hijau untuk bertahan jika angin keras datang, daun-daunnya kecil dan masih sedikit sehingga proses fotosintesis untuk memperoleh makanan belum optimal.

Ia butuh diberi air yang cukup, diberi pupuk agar ia bisa bertumbuh dengan subur, agar akarnya makin kuat dan kokoh, agar batangnya bertambah tinggi dan kuat serta tebal sehingga mampu berdiri tegak dan bertahan jika angin keras menerpa, agar daun-daunnya bertambah banyak  dan menghasilkan buah. Dan ia butuh disiangi dengan teratur agar lalang tidak tumbuh dan menghalangi pertumbuhannya.
Itulah tugas si petani.

Aku pernah membaca, jika sebuah panen gagal, maka sang petani akan menyelidiki apa penyebab gagalnya panen tersebut. Ada tiga hal yang akan ia selidiki.
Yang pertama, adalah benih tanaman itu. Apakah benihnya baik atau buruk?
Jika tidak ada yang salah dengan benih tersebut, maka ia akan menyelidiki tanahnya.
Apakah gembur, apakah cocok dengan jenis tanaman yang ia tanam. Jika tidak ada yang salah juga dengan tanahnya, maka sang petani akan menyelidiki hal yang ketiga.

Ia akan melihat dirinya sendiri.
Jika baik benih maupun tanah tidak ada yang salah, maka penyebabnya adalah dalam diri sang petani.
Ia harus mengevaluasi dirinya sendiri.
Bagaimana ia mengerjakan tanahnya, menanam benih itu dalam tanah?
Apakah ia rajin memberi air, memberi pupuk dan menyiangi tanamannya?
Apa ia mengusir hama yang muncul? Apa ia sudah bekerja dengan baik dalam mengurus ladangnya?

Sebagai seorang pekerja di ladang Tuhan, kita patut mengevaluasi diri kita dalam pelayanan. Apakah kita sudah bekerja di ladang Tuhan dengan baik dan sungguh-sungguh?
Apakah kita mengurus ‘tanaman-tanaman’ Tuhan dengan telaten dan penuh kasih sayang?
Jika kita ingin mendapatkan hasil panen yang banyak dan baik, janganlah malas bekerja juga bekerjalah dengan sungguh-sungguh.
Kita dipanggil menjadi pekerja-pekerja di ladang semata-mata juga karena anugerah-Nya.
Mari bekerja lebih giat dan sungguh-sungguh, agar saat musim panen tiba, kita bisa menuai buah-buah yang baik dan banyak jumlahnya.

God bless Tumpengan Teenagers,,






Holiness


Beberapa bulan yang lalu, karena keikutsertaan aku dalam suatu kegiatan di kota aku, aku jadi kenal sama sekelompok cowok-cowok. Karena kepanitiaan itu, akhirnya aku dan teman-temanku jadi kenal dekat sama mereka. Hampir setiap hari kami ketemu sama mereka, bahkan sampai tengah malam, saat sudah dekat-dekat acara tersebut.

After the event pun, aku sama teman-teman (kami cewek semua), masih keep in touch sama cowok-cowok itu. Mereka baik, dan lucu, pokoknya kalo bareng mereka, pasti kerjaannya ketawa melulu. Tapi, berbeda dengan teman-temanku yang lain, yang langsung bisa akrab dengan mereka, aku kurang merasa nyaman bersama mereka, apalagi ngumpul-ngumpul bareng mereka sampai malam.

Actually, aku bukan tipe cewek yang gampang bergaul sama lawan jenis. Teman-teman cowokku bisa dikatakan sedikit, dan aku rasa aku kurang bisa masuk dalam pembicaraan yang sama dengan mereka. Jujur saja, aku merasa sedikit tidak nyaman kalo ngobrol sama lawan jenis, apalagi yang belum lama kenal.

Tapi, ada hal yang aku pelajari sejak mengenal kelompok cowok-cowok ini. Juga yang baru aku sadari.

Salah satu yang sering menyebabkan aku tidak nyaman dengan kumpulan cowok-cowok yang selama ini aku kenal adalah because they often say harsh words dan kata-kata vulgar lainnya. Juga terkadang bercandaan mereka kelewatan. Itu yang bikin aku risih kalau duduk bersama dengan mereka. Yeah, mereka sering sekali bercanda soal sex, porn, vulgar things, and even it sounds so funny, tetap saja telinga aku ‘panas’ kalau mendengar itu semua.
Kemudian, mereka suka hang-out sampai tengah malam, bahkan sampai pagi.

Pada awalnya, aku fine-fine saja, tapi ketika aku mengetahui bahwa teman-teman cewekku jadi sering pulang lewat tengah malam gara-gara bareng mereka, I feel something wrong in here.

Even, mereka gak ngapa-ngapain, bahkan mereka ngantar pulang teman-teman cewek aku ke kos-kosan tiap hari, tapi tetap saja aku merasa ada yang salah. Sebelumnya, mereka pulang pagi karena ngurus event yang kami kerjakan, jadi aku masih bisa maklum, tapi setelah acara selesai, teman-teman cewek aku tetap sering ngumpul bareng mereka dan sering pulang tengah malam.

Teman-teman cewek aku ini sebagian besar anak kos, ada yang kuliah maupun kerja. Mereka nggak dalam pengawasan orang tua, tapi tetap saja, menurut aku, anak gadis pulang tengah malam bukan hal yang baik. Yah, kalo ngerjain tugas atau yang berhubungan dengan kuliah atau kerja mungkin nggak apa-apa, tapi kalau Cuma nongkrong-nongkrong, ngobrol gak jelas dan banyak kata-kata kasar sama vulgarnya menurut aku itu bukan hal yang baik!

I suddenly remember this verse,
“ Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik,” I Korintus 10:31

Jujur saja, aku merasa khawatir sama teman-teman cewek aku.
Bukannya bermaksud menghakimi kelompok cowok-cowok ini, tapi aku lihat sifat mereka lewat kata-kata, sikap, dan attitude mereka sama kami, cewek-cewek.

For me, jika mereka dengan mudah saying harsh words to us meskipun itu Cuma bercanda, bisa bayangkan bagaimana sikap mereka ke pacar atau isteri mereka nantinya?

Jika mereka dengan mudah bercanda soal sex, porn, and many vulgar things front of girls, kalian bisa tebak sendiri apa saja yang ada di pikiran mereka.

Laki-laki memang bergumul dengan hal-hal seperti godaan seksual, dan aku pernah baca hasil penelitian bahwa dalam sehari laki-laki bisa memikirkan pornografi lebih dari 60 kali!
They may say it’s man’s nature, nothing we can do about it. Bahkan, cowok yang kelihatannya polos, ternyata sering baca karya fiksi yang NC (porno).

Dan aku mengalami hal ini bukan Cuma dengan kelompok cowok yang aku kenal beberapa bulan ini, tapi setelah aku ingat-ingat lagi, sebagian besar teman-teman cowok yang aku kenal, sikap, kata-kata dan attitude mereka seperti itu.

Hal-hal ini mengingatkan aku tentang betapa sulitnya jaga kekudusan sekarang ini.
Saat aku menyadarinya, aku langsung teringat tulisan Ci Lia yang judulnya “ Keepers of my brother”.
Dalam tulisan itu, Ci Lia menulis tentang bagaimana kita, sebagai puteri-puteri Tuhan bisa mengambil bagian dalam menjaga our brothers in Christ salah satunya dalam hal godaan seksual.

Hal pertama yang aku lakukan adalah, mengecek diri aku sendiri.
Apakah cara berpakaianku sudah sopan, sudah sesuai dengan standar Firman Tuhan?
Apakah attitude aku selama ini sudah sesuai dengan standar Firman Tuhan, layaknya set-apart girl?
Apakah kata-kata, gaya bicara aku mencerminkan aku ini anak Tuhan atau bukan?

Sejak baca tulisan Ci Lia waktu itu, aku jadi lebih sadar soal cara berpakaian, attitude, kata-kata dan gaya bicara aku selama berada dengan lawan jenis.
Sebelum ini, aku suka sekali pakai celana selutut kalau hang-out, atau dress selutut. Ke gereja juga, kalau pilih dress atau rok di atas lutut sedikit aku pikir nggak apa-apa. Tapi, setelah aku sadar bahwa aku harus jadi keepers brother in Christ, aku stop pakai celana selutut kalau keluar dan pakai celana panjang, dan pakai dress yang di bawah lutut, biar pas duduk gak perlu lagi narik-narik rok ^^.

Juga sikap aku di depan cowok-cowok, aku tahu aku nggak boleh kecentilan, terlalu cerewet, atau bahkan ngobrol hal-hal yang pribadi dengan mereka, apalagi yang belum terlalu dekat. Sayang sekali, karena aku melihat banyak cewek-cewek yang begitu mereka merasa ‘klop’ dengan lawan jenis, even itu bukan pacarnya, tapi mereka sudah mengatakan semua hal termasuk yang pribadi dengan mereka.

Bukan berarti aku jaim di depan mereka, tapi aku benar-benar ingin mencerminkan Kristus dalam diri aku. Aku ingin mereka melihat sifat dan karakter Kristus dalam diri aku, lewat cara berpakaian, sikap, kata-kata dan attitude sehari-hari.

Sekarang, aku jadi lebih sadar pentingnya menjaga kekudusan hidup.
Menjaga kekudusan itu bukan hanya saat aku sudah berpacaran, tapi, saat berhadapan dengan lawan jenis di sekitar kita pun, kita harus jaga kekudusan hidup kita.
Kita bukan hanya menjaga kekudusan hidup karena perintah Tuhan, karena seperti halnya Tuhan kudus, kita pun harus kudus. 
Tapi, kita juga harus peduli sama orang lain. 
Apakah cara berpakaian, sikap dan kata-kata kita bikin cowok-cowok di sekitar kita ‘masuk’ dalam pencobaan?

Kemudian, setelah aku mengecek diri aku sendiri, aku memutuskan untuk gak terlalu dekat dengan mereka. Seperti yang aku akui tadi, aku memang nggak nyaman dengan mereka. Lagipula, aku merasa aku nggak dapat apa-apa kalau hang-out bersama mereka. Cuma bikin telinga panas, hati nggak tenang plus risih, juga ketawa-ketawa nggak jelas. Aku nggak mau menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia dan nggak berkenan di hadapan Tuhan.
Aku hanya ketemu dengan mereka seminggu sekali, bersama dengan teman-teman cewek aku, dan aku selalu pulang lebih awal, nggak terlalu malam.
Aku sadar, perkataan Paulus kepada jemaat Korintus itu bahwa “pergaulan yang buruk bisa merusak kebiasaan yang baik,” adalah benar.

Yang aku sekarang khawatirkan serta doakan, adalah teman-teman cewek aku. Aku tahu seharusnya aku ngomong langsung dengan mereka, tapi aku belum bisa. >,<, 

Aku sekarang hanya bisa berdoa agar Tuhan menjaga mereka dan menjauhkan mereka dari yang jahat juga agar kelompok cowok-cowok ini bisa sadar dan bertobat, juga agar Tuhan memberikan aku keberanian juga hikmat untuk bicara dengan teman-teman cewek aku. Agar mereka bisa lebih sadar soal menjaga kekudusan hidup.

I do really care about them, and I love them as my brothers and sisters in Christ.

God bless,,



Kamis, 04 Oktober 2012

Semua Baik

Dari semula, t'lah Kau tetapkan 
Hidupku dalam tangan-Mu 
Dalam rencana-Mu, Tuhan
Rencana Indah, t'lah Kau siapkan 
Bagi masa depanku yang penuh harapan
S'mua baik, s'mua baik
Apa yang t'lah Kau perbuat di dalam hidupku
S'mua baik, sungguh teramat baik
Kau jadikan hidupku
Berarti...



Jika saya merenungkan semua kebaikan Tuhan buat saya, dan betapa tidak pantasnya saya menerima semua itu, saya pasti nangis sesenggukan... 

Saya ingat saya sering  bertanya kepada Tuhan, 
" Kenapa saya harus mengalami ini, Tuhan?"

Saya sering mengalami sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan saya.
Dan sering mengeluh, sering komplain ke Tuhan dan menyalahkan Tuhan.
Apa karena saya kurang  baik?
Apa karena kadar kasih sayang-Nya kepada saya lebih rendah dari orang lain?

Dua tahun yang lalu, 
saya mengalami masa yang bikin saya 'down', saya merasa gagal, saya merasa saya ditakdirkan untuk menjalani kehidupan yang suram.

I can't tell you how many nights I spent with tears...
And consumed with self-pity...

Tapi, justru di masa-masa itu, saya merasakan kasih sayang-Nya yang luar biasa pada saya.
Dan akhirnya, saya menyadari kesalahan besar yang saya buat selama ini.

Saya menghendaki hidup yang sesuai dengan keinginan saya, bukan keinginan Tuhan.
Sebagai orang yang sudah ditebus, hidup saya bukan lagi milik saya sendiri, tapi milik Penebus saya, yaitu Tuhan Yesus.

Pada akhirnya, saya tahu bahwa saya harus menyerahkan seluruh bagian kehidupan saya, termasuk masa depan saya, pada Tuhan Yesus.

Hal itu tidak mudah. Saya masih jatuh bangun dalam hal ini. Tapi Tuhan Yesus itu setia.
Ia tidak akan membiarkan anak-anak-Nya jatuh tergeletak, ia akan mengangkat, menyembuhkan luka kita dan menuntun kita melalui perjalanan kehidupan bersama-Nya.

Setelah dua tahun, saya pun mulai mengerti bahwa apapun yang Ia rancangkan dalam hidup saya itu baik. Bahkan, sungguh baik.
Jika saya melihat kehidupan saya sekarang ini, saya bisa tersenyum, karena saya melakukan hal yang tepat.
Saya menyerahkan seluruh kehidupan saya ke dalam tangan-Nya.

Saya telah meletakkan pena saya, dan menyerahkannya pada Tuhan, dan membiarkan Ia menulis kisah hidup saya. 

Saya percaya bahwa rancangan-Nya jauh lebih baik, jauh lebih indah daripada rancangan saya.

Saya belajar meletakkan seluruh keinginan saya di bawah kaki salib-Nya.
Saya belajar bahwa ketika saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan, itu berarti Tuhan menyediakan hal yang jauh lebih baik untuk saya.
Saya belajar bahwa Ia ingin saya mengenal-Nya lebih dekat, lebih dalam sepanjang usia saya.
Ia mengasihi saya, dengan kasih yang kekal dan Ia tidak pernah berdusta akan janji-Nya.
Saya belajar untuk menaruh nama-Nya di urutan pertama dalam hati saya...

Tuhan Yesus itu baik, sungguh, selama-lamanya Ia baik....





Sukacita sebagai Gaya Hidup


Annyeong... #bow90degrees


Aku mau nulis tentang hal-hal yang aku dapat selama PMA bulan September kemarin.
Tema bulan September adalah Sweet Joy in September... SUKACITA. 
Jadi ayat-ayat hafalannya bertemakan sukacita.


Sebelumnya, aku mau sharing dulu bagaimana caranya aku terlibat di PMA ini. 
Proyek Menghafal ayat ini adalah proyeknya Mbak Dhieta dan Mbak Mega, dan aku ikut serta. Kalian bisa cek blog mereka di >>



PMA ini dimulai dari bulan Agustus dengan tema Kasih, dan di bulan September temanya, Sukacita. Untuk bulan Oktober, temanya Damai Sejahtera. Secara pribadi, aku berdoa agar ada makin banyak orang yang mau terlibat dalam proyek ini, karena aku sendiri merasakan efek dan manfaat yang luar biasa dari proyek ini.

Proyek ini simpel saja, kita menghafal ayat hafalan tiap hari dan merenungkannya. 
For me, yang dari SD sering hafal ayat Alkitab, ikut lomba Cerdas Cermat Alkitab sampai sekarang, agak mudah sih menjalankannya, tapi tetap saja keteteran,hehehe..

Jadi kalo ada yang bolong, aku tebus di hari berikutnya. Juga, aku usahain untuk hafal seluruh ayat-ayat itu sampai akhir bulan. Jadi meskipun tiap hari ada ayat hafalan baru, ayat dari hari-hari sebelumnya tetap harus hafal! ^^

Kalo teman-teman lain agak kesulitan menghafal, karena belum terbiasa, sebaliknya, aku lebih mudah menghafalnya karena sudah terbiasa, tapi.... yang jadi masalahnya adalah,, saking HAFALNYA, kata-kata di ayat itu sering nggak masuk ke otak, alias gak bisa direnungkan.

Hhh... kadang-kadang ayat-ayat itu cuman lewat begitu saja, tanpa aku pernah merenungi apa makna dari ayat itu.

Padahal, inti dari proyek ini bukan HAFALnya, tapi bagaimana kita merenungkan dan mengaplikasikannya.

Itu yang aku mau ubah, agar ayat-ayat itu gak cuma dihafal tapi benar-benar dihayati dan dilakukan.

Nah, kalo bulan September kemarin kan temanya Sukacita... Aku menemukan (cieee...menemukan >,< )
satu hal yang Tuhan ajarkan padaku selama bulan September yaitu menjadikan Sukacita sebagai Gaya Hidup.

Nah, apa sih gaya hidup itu?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat.
Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya hidup atau life style dapat diartikan juga sebagai segala sesuatu yang memiliki karakteristik, kekhususan, dan tata cara dalam kehidupan suatu masyarakat tertentu.

A lifestyle typically reflects an individual's attitudes, values or world view (dari Abang Wikipedia, kkkk...)

Sedangkan arti Sukacita...

Sukacita berasal dari bahasa Yunani, yaitu Chara. Kalo kalian yang penyuka Korean music, tau girlband Kara, nah namanya diambil dari Chara yang artinya sukacita (intermezo)^^v. 

Chara sendiri bukan berarti sukacita yang berasal dari hubungan-hubungan atau hal-hal duniawi, tetapi berasal dari hubungan dengan Allah. 

Seorang ahli lain mendefinisikan Chara sebagai perasaan yang riang gembira, kesenangan yang tenang, dan kegembiraan yang besar sebagai suatu sifat khusus dari watak Kristen yang lebih berarti dari kegembiraan sesaat. 

Sukacita adalah kegembiraan yang TIDAK ditentukan oleh keadaan, tetapi adalah suatu sifat TETAP dalam setiap SITUASI, entah baik atau buruk, karena berdasarkan Allah.

Dari tanggal 01 September, aku tersentak dengan ayat hafalan yang ini
Rm 14:17Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Sukacita adalah esensi dari Kerajaan Allah. 

Sebagai orang percaya, kita kan warga negara Kerajaan Allah. Nah, kalo kita ini warga negara Kerajaan Allah, maka kita harus punya karakteristik Kerajaan Allah, dong, dan  salah satunya dalam ayat ini disebutkan sukacita. 
Apa yang membedakan orang percaya yang hidupnya bener-bener dalam Tuhan dan orang yang belum percaya? 
Aku rasa, adalah sukacita. 
Orang percaya tidak menggantungkan sukacitanya pada keadaan tetapi pada Tuhan Yesus, sedangkan orang yang belum percaya menggantungkan sukacita atau kebahagiaannya pada hal-hal duniawi yang temporary

Itulah alasan kenapa Rasul Paulus bisa terus bersukacita meskipun ia harus dipenjara, didera, disesah, mengalami karam kapal, terkatung-katung di lautan selama sehari semalam, difitnah, dan mengalami penganiayaan. Karena ia tidak menggantungkan sukacitanya pada manusia, atau pada keadaannya, tetapi pada Tuhan,sang sumber sukacita sejati ^^.

Kemudian,,
1 Tesalonika 5:16Bersukacitalah senantiasa.
Filipi 4:4Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan ! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
 Mazmur 118:24 Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!

Sukacita itu adalah perintah. 

Perintah dari Tuhan kepada anak-anak-Nya. 

Dan kapan kita harus bersukacita?

Rasul Paulus berkata, "..senantiasa,"

Pemazmur Daud bersukacita atas hari yang dijadikan oleh Tuhan. 

Bukankah setiap hari adalah hari yang dijadikan oleh Tuhan?

Intinya adalah, kita harus bersukacita senantiasa, setiap hari, setiap waktu, tidak peduli apapun yang kita alami, kita harus bersukacita, di dalam Tuhan tentunya ^^. 

Sepanjang bulan September, banyak hal yang membuat aku sukacita, tapi juga tidak sedikit hal yang membuat aku BT, marah, kesal, sebal, pokoknya gak bersukacita,huehehe... 
Apalagi kalo pas PMS atau masa M, wuahhhh...hal-hal sepele saja bisa bikin mood aku jelek. Padahal yah, pagi-pagi itu aku sudah doa, n commit untuk gak mengeluh, marah-marah, dll kalo aku mengalami kejadian2 yang tidak mengenakkan. 

Tapi di saat-saat aku mulai marah-marah,, Roh Kudus mengingatkan untuk "bersukacita"... Biasanya, aku tarik napas dalam-dalam, dan ucapin ayat hafalan aku hari itu, atau paling gampang bilang dalam hati, " Bersukacitalah senantiasa," lalu senyummmmm ^____^.

Walo aneh, tapi itu mempan hehehe... Itu kayak jadi mood booster gituuu ,hehehe...

Pernah, aku nanya  (baca: komplain)  begini ke Tuhan, 

" Tuhan, Engkau nyuruh anak-anakMu senantiasa bersukacita. Jadi, orang Kristen itu gak boleh marah, sebal, kesel, gitu? Gak mungkin, Tuhan,, yang namanya manusia kan masih 'daging'. Kalo misalnya orang lain berbuat hal yang salah ke kita apa kita gak punya hak untuk marah, gitu? Kok kayaknya gak adil n berat banget ya Tuhan?"


Waktu itu, Tuhan cuma 'diam'... Gak ngomong apa-apa, gak ada angin badai, gak ada kilat menyambar-nyambar, hahahaha....

Pokoknya waktu itu, Tuhan seakan-akan cuma senyum-senyum misterius gitu (istilah apa ini???) 

Dan aku ingat ayat hafalan aku yang ini

Mazmur 33:21Ya, karena Dia hati kita bersukacita,sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.
Hmm,, saat kita merasa seakan-akan gak ada hal yang membuat kita bersukacita, sebenarnya kita harus tetap bersukacita karena satu  hal. 

Karena kita punya Tuhan. 

Hal itu saja merupakan alasan kenapa kita bisa bersukacita selalu, tak peduli seberat apapun yang kita alami. 
Aku sadar bahwa, yeah, kita bisa marah, sedih, kecewa, sebal sama seseorang dan Tuhan menciptakan perasaan-perasaan itu dalam diri kita. Mengalami hal semacam itu adalah hal yang alami,, tapi...itu tidak boleh menghilangkan sukacita dalam hati kita. 

Saat hati kita merasa marah, kesal, kecewa, sedih...ingatlah bahwa kita masih punya Tuhan.
Mengingat kita tuh punya Tuhan yang luar biasa baik, penyayang, dll itu pun hati kita patut bersukacita, dalam nama-Nya yang kudus itu kita meletakkan iman kita untuk percaya selalu kepada-Nya.

Nehemia 8:11
Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu !"

Aku paling suka ayat ini... Sukacita adalah perlindungan dari Tuhan. 

Jadi sukacita termasuk dalam kategori APD (Alat Pelindung Diri) dari Tuhan, hehehe... (jadi ingat materi kuliah K3)

Fungsi alat pelindung kan untuk melindungi tubuh kita dari benda-benda yang bisa merusak,membahayakan diri kita, ya kan?

Demikian juga dengan sukacita, sukacita bisa melindungi kita dari yang namanya "self-pity", "depresi", "doubt", dan GALAU,.. itu sih yang aku alami sendiri. 
Saat kita bersukacita karena sadar akan berkat, anugerah, dan kasih setia Tuhan,, itu akan jadi tembok pertahanan jiwa kita terhadap rasa self-pity, depresi, keraguan dan juga galau ^^.

Hal-hal di atas, yang membuat aku menemukan Sukacita sebagai gaya hidup.
Sebagaimana yang sudah aku tulis di awal tadi,, gaya hidup adalah pola tingkah laku kehidupan manusia sehari-hari.

Menjadikan sukacita (karena Tuhan) sebagai gaya hidup adalah hal yang baik menurut aku. 
Siapa yang gak mau setiap hari hidupnya penuh sukacita, ya kan? 
Aku pikir dengan menjadikan sukacita sebagai gaya hidup maka kita akan diberikan kekuatan dari Tuhan, jika ada masalah atau pencobaan yang datang.

Kemudian, itu akan berdampak dalam hubungan kita dengan Tuhan. 
Kalo ingin senantiasa bersukacita, kita gak boleh jauh-jauh dari sumber sukacita itu sendiri, yaitu Tuhan Yesus. Makin rajin baca Firman, berdoa, terlibat dalam persekutuan, juga Jadi, yang jelas ini akan memperdalam hubungan kita dengan Tuhan. Semakin dekat, semakin intim dan semakin mengenal Tuhan Yesus. Ah, how amazing is that???

Kemudian, kalo dari dalam diri kita ini sudah diliputi dengan sukacita, itu pun akan berdampak pada penampilan luar kita. 

Sukacita membuat wajah kita berseri-seri, lebih banyak senyum dan lebih sehat tentunya!
Ofc, lebih cantik,kkkk...
Pekerjaan yang berat pun akan terasa ringan jika dikerjakan dengan hati yang bersukacita ^^.

Terus, lebih sering memuji Tuhan. Entah dengan nyanyian, puisi, tulisan, dan lain-lain...
Wow,, hati yang penuh sukacita akan membuat kita itu lebih mudah memuji Tuhan,, dan hati Tuhan juga senang kalau Ia dipuji dan dimuliakan.

Yuk, mari jadikan sukacita sebagai gaya hidup kita. 
Pancarkan sukacita karena Tuhan lewat kata-kata, sikap dan perbuatan kita sehari-hari.
Jadi berkat bagi orang lain dan memuliakan Tuhan.




Regards,

Farha 

10 Things Before 30


Yesterday, I saw Ci Lia's blog also K' Marcella Flaorenzia's blog post this thing... 10 Things Before 30.Also, this morning after devotional time I opened Mbak Dhieta's blog and found same thing.They wrote what they want to do, to get or to reach before they 30.Setelah aku baca, ternyata ada baiknya juga ya bikin kayak gini, jadi ada semacam motivasi n semangat!!! Hmm, jadi kepikiran dan akhirnya aku bikin list 10 Things Before 30 juga.I'm 22 going to 23, jadi ada sekitar 7 tahun 3 bulan sebelum usia aku 30 tahun, hahahaha.... Waktuku lumayan panjang,sih... Setelah mikir, n merenung :p singkat, inilah Sepuluh hal yang ingin aku lakukan atau dapatkan sebelum usia aku 30 tahun.

 

  1. Read Whole Bible   
           Akhir tahun ini, aku akan selesai baca Alkitab versi TB. Aku ingin tiap tahun aku       selesai baca keseluruhan Alkitab. 


2. Get my S1, Apoteker, also Master Degree.


    Sesuai rencana, awal tahun depan aku bakal lanjutin S1 Farmasi di Jakarta, it takes about 2 years. After that, ngambil kuliah profesi Apoteker selama 1 tahun. Di usia 26 tahun, aku sudah selesai Apoteker, amiiiiinn. 

     Kemudian, aku ingin kuliah S2 di  bidang Pengembangan Obat atau Farmasi Klinik. Masih gak tau, apa aku kerja dulu baru lanjutin S2, atau kerja sambil kuliah, atau langsung kuliah saja. 
     I wait for God's will for me. I learn to put my trust on Him.

Sebenarnya aku agak nggak sreg bikin2 planning kayak gini, karena aku ingin tanya dulu ke Tuhan apa yang bakal aku lakukan. Kalau Tuhan bilang "Yes, my daughter," maka I will go for it. But when He says "No", or "Wait, my daughter," I have to obey Him and also trust His plan for me. Tapi kuliah S2 itu impian aku,, dan aku benar-benar tertarik sama 2 bidang di atas. I  think I have to pray for it from now. 


3. Bekerja sesuai dengan panggilan Tuhan    

      Aku ingin bekerja di tempat aku bisa melaksanakan panggilan yang Tuhan  tentukan untuk aku. Sampai sekarang, doa mengenai panggilan hidup itu ada di list doaku tiap hari. Yah,, untuk sekarang ini, I have a passion for teaching also writing. Kadang-kadang, aku nggak sabar,hehe..pengen tahu panggilan hidup aku itu apa. 
      I think, it would be easier for me if I know my calling now, but once God said to me that He know better than me,hehehe.        Dia yang paling tahu kapan waktu yang tepat untuk menyatakan apa panggilan aku, dan Ia akan menyatakannya saat aku  benar-benar siap untuk menjalani panggilan itu. So, I will wait... wait with patience...Dan aku akan persiapkan diri aku, agar aku siap saat Tuhan menyatakan apa panggilan aku ^^. 

4. Married and have children 
     Hahahaha... untuk yang satu ini, ku serahkan pada Author of True Romance, Jesus Christ. Saat ini Dia lagi menulis cerita cinta untuk aku, aku akan menunggu dengan attitude yang baik sampai Ia selesai menulis kisahku. Kkeut. :p
 


5. Punya rumah


   I want to have my own house,hehehe... Pengen setelah kuliah, beli rumah (baca: mulai kredit rumah) wkwkwkwk... May God hear my wish ^^  


6. Punya perpustakaan pribadi


   Aku ingin punya ruangan khusus as my private library. Ruangan yang dipenuhi buku-buku aku yang bejibun,, juga ruangan yang nyaman untuk membaca buku. Plus I want this room also become my Hiding Place, tempat yang bagus saat aku ingin menyendiri sama Tuhan, juga buat nulis jurnal pribadi or renungan. Nah, sebelum punya ruangan perpustakaan, 1st thing yang akan aku lakukan adalah beli lemari buku baru. Soalnya buku-buku aku tambah banyak dan gak muat di lemari buku yang lama, jadinya buku-buku yang lain, yg udah selesai baca, di simpan di dus2, sayang kan...    Masih untung komik-komik aku dari SD sudah disumbangkan Mama ke anak-anak di kampung, jadi jumlahnya berkurang lumayan (komik aku sekitaran 4 dus kalo dikumpul), namun masih ada komik2 yang 'gak rela' aku kasih,hehehe.. jadi 'mereka' tetap tinggal.  


7. Belajar memasak dan develop kemampuan  housekeeping aku ^^


    Ini HARUS dilakukan.... Gimana mau jadi Proverbs 31 woman kalo gak bisa do cooking and housekeeping well??Kemampuan memasak aku masih taraf goreng, tumis, baking harus dikembangkan,, begitu pula housekeeping yang harus lebih rapi dan rajin ^^ 


8. Terlibat dalam Mission Trip    

     Even just the short one, even just once, i want to go to mission trip.Sampe sekarang, aku gak tahu harus mulai darimana, soalnya gereja aku kurang banget yang namanya mission trip, padahal aku sangat rindu untuk terlibat dalam mission trip. Sejak tahu soal unlovable and unreachable people around me,, aku ingin bisa melayani mereka. Entah di bidang penginjilan ataupun di bidang kesehatan, aku ingin terlibat dalam mission trip.Tapi, aku juga tahu bahwa kalo ikut mission trip itu butuh persiapan yang sungguh-sungguh, gak boleh main-main. Jadi untuk saat ini, aku pikir lebih baik aku menyiapkan diri aku, kalau-kalau kesempatan untuk pergi mission trip itu Tuhan kasih ^^. 

9. Travelling


    1st destination is... Tobelo, my father's hometown. Sampai sekarang aku belum pernah kesana,hehehe...padahal jaraknya dari Manado gak jauh-jauh amat dan transportasinya lancar kesana. Also, Tobelo punya keindahan pantai yang luar biasa. Mudah-mudahan sebelum 30 aku bisa kesana,ya,hehehe...     2nd is... South Korea. Hahahaha... i really want to see the beautiful South Korea. Pengen ke Seoul, pengen ke Namsan, Insadong, pulau Jeju, Apgujeong, pulau Nami, makan tteoppokki, ramyeon, kimchi, samgyetang, bibimbap asli Korea.  


10. Belajar bahasa asing      Develop my English, take Mandarinese also Korean course, and France maybe. Untuk bahasa Inggris, aku berusaha memperlancar dengan banyak membaca buku-buku dalam bahasa Inggris (lebih sering ke Times,hahaha...) klo Mandarin sama Korea, karena aku suka nonton film sama dramanya, aku juga bisa sekalian belajar, tapi tetap mau take a course. Kalo bahasa Perancis,, aku cuma suka dan penasaran saja sih soal bahasa yang satu ini, jadi ingin belajar. Yang pasti,, belajar bahasa asing menurut aku gak ada ruginya, memperkaya wawasan dan menambah teman...  



That's all my 10 things before 30... Aku harap ini bukan cuma sekedar jadi list doang, tapi benar-benar diusahakan....Meskipun aku post ini, aku juga tahu bahwa His plan much better than mine. His plan is the best for me... Jadi ingat komitmen aku, bahwa:

Sebesar apapun keinginan aku akan sesuatu, tidak akan sebesar keinginan aku untuk mengenal Tuhan Yesus dan melaksanakan panggilan-Nya dalam hidup aku.



 Regards, Farha ^^