Aku baru saja nonton film yang
judulnya “ Courageous “, sounds like action movie from the title, but it’s not.
(sumber : Wikipedia.org)
Ini film rohani, yang menceritakan tentang lima orang pria, yang menyadari
peran penting mereka sebagai seorang ayah dalam kehidupan anak-anaknya. Buat yang mau tahu lebih lanjut soal film ini, bisa baca sinopsisnya disini
Aku suka sekali film ini, dan
mewek berkali-kali pas nontonnya.
Memang ada adegan yang sedih, seperti pas
puteri Adam Mitchell meninggal karena kecelakaan dan ia sangat terpukul. Tapi
juga ada adegan yang mengharukan yang membuat aku mewek lagi. Seperti saat
Nathan mengajak puterinya, Jade makan malam di restoran mewah dan mengatakan
bahwa ia mengucap syukur karena Tuhan memberinya Jade sebagai puterinya yang
cantik dan berharga, terus mereka buat komitmen antara ayah dan puterinya,
bahwa Jade tidak akan menjalin hubungan dengan laki-laki selain persahabatan
dan jika a akan pergi kencan dengan seorang laki-laki, maka itu harus
sepengetahuan ayahnya.
Nah, yang paling berkesan buat
aku dari film ini adalah pas mereka mendeklarasikan resolusi mereka sebagai
ayah bagi anak-anaknya, aku coba cari di internet kata-kata di resolusi mereka,
dan dapat. Ini dia resolusinya :
I do solemnly resolve
before God to take full responsibility for myself, my wife, and my children.
I WILL love them, protect them, serve them, and
teach them the Word of God as the spiritual leader of my home.
I WILL be faithful to my wife, to love and honor
her, and be willing to lay down my life for her as Jesus Christ did for me.
I WILL bless my children and teach them to love God
with all of their hearts, all of their minds, and all of their strength.
I WILL train them to honor authority and live
responsibly.
I WILL confront evil, pursue justice, and love
mercy.
I WILL pray for others and treat them with
kindness, respect, and compassion.
I WILL work diligently to provide for the needs
of my family.
I WILL forgive those who have wronged me and
reconcile with those I have wronged.
I WILL learn from my mistakes, repent of my
sins, and walk with integrity as a man answerable to God.
I WILL seek to honor God, be faithful to His
church, obey His Word, and do His will.
I WILL courageously work with the strength God
provides to fulfill this resolution for the rest of my life and for His glory.
As for me and my house, we will serve the Lord.
– Joshua 24:15
Nah, pas nonton film ini,
aku jadi teringat pentingnya peran ayah dalam kehidupan anak.
Aku ingat dalam buku Ci Grace “Tuhan Masih
Menulis Cerita Cinta”, tentang perjanjian antara ayah dan anak yang mereka
buat, dan bagaimana hasil yang ia peroleh setelah itu. Juga tulisan soal itu di notes FB, yang bisa dibaca disini
Aku ingat tulisan Ci
Shinta tentang “ Mencari Ayah yang baik
untuk Anak-anakku” yang bisa dibaca online di blognya http://shintapoulsen.com.
Aku juga ingat tulisan tentang peran pria di artikel “ Five Pillars of
Manhood" yang pernah aku baca.
Semua pelajaran, dalam hal ini hikmat yang aku dapat saat
aku membaca itu semua, kini teringat kembali pas aku nonton film Courageous
ini.
Banyak orang yang mengagung-agungkan peran seorang ibu dalam kehidupan anaknya,
aku juga merasa hal itu benar dan patut. Tapi, tidak sedikit orang yang
menyepelekan peran ayah dalam hidup seorang anak. Padahal sebaliknya, peran ayah itu sangat penting dalam kehidupan anak-anaknya.
Seperti kata Ci Grace, ada
hal yang tidak bisa diajarkan seorang ibu kepada anaknya, dan hanya bisa
diajarkan oleh ayah mereka. Tulisannya bisa kalian baca di SINI.
Aku jadi ingat Papa aku sendiri.
Aku punya ayah yang bukan seorang Godly man, and I still
pray for him every day.
Meskipun demikian, beliau mengajarkan aku banyak hal.
Ia
mengajarkan aku untuk bersikap seperti seorang lady dan menghargai diriku sebagai
seorang perempuan.
Mama sering menceritakan kisah cintanya dengan Papa sama aku
^^, dan dari situ aku tahu kalau Papa sangat hormat, respect sama Mama aku, dan
they have a strict boundaries about relationship, especially skinship.
Ia mengajarkan aku
untuk punya hati yang besar dan tidak gampang berkecil hati. Papa selalu marah
kalau dikit-dikit aku nangis, bukan karena nggak boleh nangis, tapi sejujurnya
karena hatinya juga hancur saat anak-anaknya menangis (he told me later about
that) dan ia tidak ingin anak-anaknya menjadi seorang yang lemah saat
menghadapi tantangan.
Dan yang mungkin paling
berkesan buat aku adalah, ketika Papa negur aku yang bersikap baik dan
rajin di gereja dan pelayanan juga sekolah, tapi malas kalau melakukan urusan
rumah. Ia bahkan bicara langsung sama Penatua dan kakak-kakak Pembina aku
setelah menegur aku secara pribadi. Itu pengalaman yang tak terlupakan deh,
hehehe… Dari Papa, aku belajar pelajaran penting soal menjadi seorang wanita di
usia remajaku, yaitu mendahulukan rumah dan keluarga. Bahwa perempuan, sesibuk
apapun, setinggi apapun pendidikan dan jabatannya, gak boleh melupakan rumah
dan keluarganya.
Aku sayang Papa aku dan rindu agar beliau bisa mengenal
Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Papa memang seorang Kristen, opa
aku itu pendeta jemaat di Tobelo, dan waktu muda dulu Papa sangat aktif di
kegiatan gereja dan terlibat pelayanan.
Apa yang menyebabkan beliau berubah? Aku
mungkin akan cerita di tulisan yang lain, tapi aku bisa katakan kalau Papa
mengalami kekecewaan sama Tuhan dan ia menyerah untuk kembali.
Ya, Papa aku memang baik dan mengajarkan banyak hal yang
positif dalam hidup anak-anaknya, tapi karena ia bukan seorang Kristen yang
lahir baru, aku juga turut merasakan dampaknya. Ada peristiwa yang membuat aku
membenci Papa aku , itu terjadi pas aku kelas 1 SMP dan menyebabkan aku jadi
benci sama laki-laki dan ingin jadi superior. Sekarang sih, aku sudah mengampuni
Papa aku dan persepsi aku soal laki-laki itu sudah berubah, tapi sampai
sekarang, perasaan nggak nyaman kalau bersama teman laki-laki itu masih ada.
Itu salah satunya dan masih banyak lagi masalah-masalah lain
yang terjadi.
Bukan berarti aku tidak bersyukur atas sosok Papa yang Tuhan
berikan dalam hidupku, tapi aku melihta sendiri gimana jadinya anak-anak kalau
tidak ada sosok ayah yang Godly dalam kehidupan mereka.
Oke, kembali lagi….
Gara-gara nonton film Courageous dan kembali mengingat semua
pelajaran-pelajaran yang aku terima dari buku maupun tulisan yang aku baca, aku
semakin yakin untuk menemukan ayah yang baik buat anak-anakku kelak, ^^.
Ketika kita memutuskan untuk menikah dengan seorang pria, kita
bukan hanya memilihnya untuk jadi suami kita tapi juga memilihnya menjadi ayah
bagi anak-anak yang Tuhan berikan nantinya. Aku jadi semakin sadar pentingnya
seorang ayah dalam kehidupan seorang anak.
Seorang ayah yang baik buat anak-anaknya, aku rasa bisa
ditemukan dalam seorang pria yang cinta Tuhan. Pria yang mencintai Tuhan dengan
sungguh-sungguh, ia pasti bisa mencintai isteri dan anak-anaknya kelak. Karena
ia telah belajar dari kasih itu sendiri, yaitu Yesus Kristus.
Bagi yang belum nonton film Courageous, saya
merekomendasikannya untuk ditonton, khususnya cowok-cowok, belajar untuk jadi
ayah yang baik buat anak-anak kalian sejak sekarang. Dan buat cewek-cewek, buat
komitmen untuk menikah dengan seorang pria yang akan menjadi ayah yang baik
buat anak-anak kalian nantinya.
God bless,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar