Jumat, 08 Agustus 2014

Waktu Anugerah Tuhan


Liburan semester ini aku pulang ke Manado, ke rumah. Sangat menyenangkan karena akhirnya bisa ketemu keluarga, teman-teman, makan makanan Minahasa hehe… kumpul lagi dengan komunitas aku dan teman-teman sepelayanan aku. Pokoknya liburan ini aku puas-puasin jalan-jalan dan ketemu dengan keluarga dan teman-temanku.

Liburan ini juga jadi ajang balas dendam buat jatah tidur aku,hehehe… Yah tahulah kalo kuliah itu gimana. Semester kemarin sangat padat dan hectic, sampe-sampe aku nggak baca buku lain selain Farmakope dan buku teks kuliah, jam tidur berkurang drastic, dan sebagainya wkwkwk…

Liburan ini, aku tiap hari bangunnya telat, dan tidurnya juga telat. 
Dan pada akhirnya, SaTe aku jadi siang, gak konsen, terus melakukan hal-hal lainnya juga jadi telat dan seringnya I’m doing nothing. Masak sekedarnya, doing house chores sekedarnya, dan jadi malas ngapa-ngapain.

Dan di saat Tuhan mulai negur, aku seringnya melakukan ‘pembelaan’ alias pembenaran diri.
Ini liburan, aku butuh refreshing dari semester lalu yang bikin pusing, kenapa aku nggak bisa mendapatkan jatah buat tidur extra 3-4 jam? Toh aku juga nggak kayak temen-temen yang lain, yang kalo libur bangunnya bisa jam 12 ato 1 siang? Toh aku tetap ngerjain pekerjaan rumah,masak, nyapu, ngepel, nyuci dan lain-lain? Toh aku juga tetap datang ke ibadah/persekutuan?

Well, bermalas-malasan itu memang enaknya tiada taranya, hehehe… dan tanpa aku sadari itu sangat mengecewakan Tuhan. Tuhan nggak mau anak-Nya malas dan menghabiskan waktu dengan percuma. 
Puji Tuhan, aku diingatkan Tuhan soal dosa ‘kemalasan’ ini dan betapa Ia tidak menyukainya.

Banyak ayat dalam kitab Amsal yang berbicara tentang kemalasan.
“ Si pemalas mencelup tangannya ke dalam pinggan, tetapi tidak juga mengembalikannya ke mulut,”
(Amsal 19:24)

“ Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya, sudah menjadi saudara dari si perusak,”
(Amsal 18:9)

“ Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak,….. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,”
(Amsal 6:6;9-10)

“Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa,” (Amsal 12:24)

“Hati si pemalas penuh keinginan tapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan,”
(Amsal 13:4)

“Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata,” (Amsal 15:19)

Dan masih banyak lagi ayat-ayat Alkitab yang berbicara soal kemalasan.
Jelas sekali kalau Tuhan tidak menyukai kemalasan, dan kemalasan mengakibatkan kemalangan dan kesusahan.
Aku akhirnya sadar bahwa liburan bukan alasan untuk bermalas-malasan. Memang, liburan itu waktunya kita refreshing, senang-senang, tapi aku belajar bahwa waktu liburan itu bukan untuk bermalas-malasan.
Meski libur, aku tetap harus bangun jam 5 pagi untuk Saat Teduh, dan karena liburan waktu nge-date bareng Tuhan harusnya lebih panjang hehehe.
Meski libur aku tetap harus punya planning tentang apa yang harus aku kerjakan hari itu atau selama waktu liburan. Hmm, tanpa sadar kita sudah terpengaruh sama lagunya Bruno Mars yang judulnya “Lazy Song”…lagu malas yang malas ngapa-ngapain,pengen tidur-tiduran aja seharian, nggak ngapa-ngapain.

Aku akhirnya tetap bikin jadwal selama aku libur. Yah misalnya, setelah Saat Teduh, aku beres-beres rumah, masak, baru setelah itu aku jalan-jalan sampai jam tertentu, sorenya pulang dan bantuin Mama didapur, terus malamnya aku pergi ke ibadah. Aku juga menetapkan untuk tidur jam 11 malam,paling lambat. Mungkin kayaknya ‘nggak seru’ banget yah, liburan kok tidurnya jam 11 malam hahaha… tapi aku tahu aku nggak bakal bisa bangun pagi kalo tidur lewat tengah malam. Daripada aku menyesali besoknya aku bangun telat, mending aku tidurnya lebih awal meskipun aku ngorbanin untuk gak nonton acara atau film yang aku suka.
Terus, karena banyak yang ngajak jalan-jalan, semuanya pada kangen sama aku soalnya ,haha… *GR mode on :p
Aku juga jadi nyusun jadwal jalan-jalan, biar adil, aku bisa jalan sama semua sodara dan temen-temen aku, juga bisa pergi ke semua tempat yang aku inginkan, hohoho…

Satu hal yang kini aku garisbawahi plus di-bold,hehe…adalah betapa Tuhan tidak menyukai kemalasan, dan aku sedih,nyesel ketika ngebayangin Tuhan manyun atau cemberut kali ya? ngeliat aku yang tidur sampe jam 9, duduk-duduk doang nonton TV sambil ngemil.

Waktu yang aku sia-siakan buat bermalas-malasan itu bisa aku gunakan buat hal yang lebih berguna. Dan salah satu alasan kenapa Tuhan tidak menyukai kemalasan, karena waktu itu adalah anugerah-Nya buat kita.
Setiap detik waktu yang kita lalui adalah waktu anugerah Tuhan. Pemberian Tuhan yang tentunya sangat berharga. Tentu saja Tuhan gak mau waktu anugerah yang Ia berikan itu kita gunakan untuk ongkang-ongkang kaki gak jelas.

Aku ditegur Tuhan lewat lagu ini :
PAKAILAH WAKTU ANUG'RAH TUHANMU
Pakailah waktu anug’rah Tuhanmu, hidupmu singkat bagaikan kembang
Mana benda yang kekal di hidupmu, hanyalah kasih tak akan lekang
Tiada yang baka di dalam dunia, semua yang indah pun akan lenyap
Namun kasih-Mu demi Tuhan Yesus, sungguh bernilai dan tinggal tetap
          Janganlah sia-siakan waktumu, hibur dan tolonglah yang berkeluh
          Biarlah lampumu t’rus bercahaya, muliakanlah Tuhan di hidupmu
          Tiada yang baka di dalam dunia, semua yang indah pun akan lenyap
           Namun kasih-Mu demi Tuhan Yesus, sungguh bernilai dan tinggal tetap
(NKB 211. Pakailah waktu Anug’rah Tuhanmu)

Jangan sia-siakan waktu anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita. Pergunakan waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya, bukan untuk memenuhi keinginan kita tapi marilah kita berusaha menggunakan waktu yang ada untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan Yesus, Sang Pemberi Anugerah tersebut.



Favor


Tuhan Yesus sungguh baik. Nggak terasa 2 semester telah berlalu. 
Ujian akhir semesterku berakhir dengan matkul favoritku (karena dosennya sih) Teksol, hehehe…
Apa yang bisa kuceritakan tentang semester yang telah lewat?

Mungkin satu kata.

Favor

Aku betul-betul merasakan kemurahan Tuhan di semester ini dan hal itu luar biasa.

Meskipun aku tahu kalau kemurahan Tuhan itu selalu ada,nyata di setiap detik kehidupan anak-anak-Nya. Aku ingin menulis tentang beberapa hal yang menurut aku merupakan kemurahan Tuhan dalam hidup aku selama semester yang baru lewat,hehehe...

1. Praktikum
Sebenarnya pas awal semester aku mengalami fase galau, hehe… melihat KHS aku masih ada 6 praktikum yang harus aku ambil dan 5 di antaranya ada di semester ini dan setelah aku nanya, ternyata maksimal hanya bisa ngambil 3 praktikum dan itu pun pasti ‘babak belur’ saking padat dan capeknya praktikum itu. 
Sebagai orang yang pengen cepat-cepat lulus haha… aku kecewa. 
Aku pasrah hanya bisa ngambil 3 praktikum dan ya sudahlah… gak apa-apa kali yah menjalani 2 praktikum sambil nyusun skripsi di semester genap depan.

Tapi Tuhan itu baiikkkk dan pemurah hehehe… aku bisa ngambil 5 praktikum semester ini oleh Kaprodi. Aku benar-benar kaget dan gak nyangka, kok bisa ya?? Walaupun banyak orang yang menganggap aku gak bakal mampu, bakal keteteran, dan jujur itu sempat aku membuat aku ‘down’, tapi aku punya keyakinan bahwa gak ada satu pun yang kebetulan di dunia, everything in God’s control dan kalau atas His favor aku bisa ngambil 5 praktikum, maka Ia juga yang akan memberikan aku kemampuan, kekuatan untuk menjalani itu semua.

Ada saatnya aku capek banget tapi harus nulis jurnal, belajar, bikin tugas, ngapalin materi dan…mengeluh pada Tuhan. Gara-gara ngambil 5 praktikum juga aku harus kejar-kejaran waktu saat kuliah, dan ada 3 hari dalam seminggu aku nggak bisa makan siang karena abis kuliah teori, masuk praktikum, dan langsung kuliah teori lagi. 
Capek? Banget. 
Pengen ngeluh? Banget. 
Ngerasa self-pity? Sering,hehe…

Tapi syukur di saat itu aku ditegur bahwa aku harus tetap mengucap syukur atas apa yang Tuhan berikan padaku.
Aku bisa melaluinya dengan pertolongan dari Tuhan. So far, udah 3 praktikum yang lulus, yang sisanya belum keluar nilainya. Mudah-mudahan saja lulus haha.

2. Persekutuan Jumat
Salah satu pergumulan yang aku alami selama kuliah di Jakarta adalah “saudara seiman”. Aku berdoa tiap hari agar Tuhan ngasih aku saudara-saudari seiman agar aku bisa bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus. Tuhan menjawab doaku pada semester ini.
Kost-ku sekarang isinya orang Manado semua,hehe…dan puji Tuhan, kami bisa bikin persekutuan tiap Jumat malam. Bukan hanya anak-anak kost aku, tapi juga bareng anak-anak APP yang beragama Kristen, jumlah kami ada 15 orang. Bagiku ini amazing banget! Kami mengadakan ibadah dan sharing Firman Tuhan tiap Jumat malam dan tempatnya bergantian, di kost aku atau di kost anak-anak APP.
Selain makin eager dalam Firman Tuhan, persekutuan ini juga merupakan ‘ladang baru’ buatku dari Tuhan. Aku sadar bahwa Ia ingin aku melayani-Nya di persekutuan ini. Kini ‘ladang’ku bukan lagi anak-anak remaja tapi adik-adik aku (karena aku yang paling tua :p) yang di persekutuan Jumat ini. Aku ingin agar semua yang ikut persekutuan Jumat ini tambah dekat dengan Tuhan dan bertumbuh imannya pada Yesus Kristus. Sekarang yang aku layani adalah anak-anak kuliahan, dari beragam suku ada dari Minahasa, Batak, Ternate, Ambon, Papua dan Flores.
Serunya lagi, kami membuat grup vocal yang punya komitmen untuk ngisi puji-pujian di gereja setiap bulannya. Kami latihan 2 kali seminggu di kost aku.
Penyertaan dan kemurahan Tuhan nyata banget bagi kami. Bapak dan ibu kost aku gak marah atau complain, meskipun mereka berbeda agama dengan kami. Mereka pun mengizinkan kami untuk latihan lagu rohani di kost dan menyelenggarakan ibadah di kost.

3. Bisa merasakan masakan Minahasa
Beberapa bulan yang lalu, 3 orang temanku pindah ke kost aku, Lhi, Rio dan Hendra dan ketiganya orang Manado. Kebetulan banget Hendra sama Rio pinter masak, kita yang cewek aja gak bisa masak, tapi kemampuan mereka udah setara koki hehe. Setelah hampir setahun gak makan masakan Minahasa,gara-gara ada mereka berdua bisa ngerasain lagi yang namanya ayam woku belanga, b2 kecap, b2 garo, cakalang fufu sous, kola pisang, tinutuan, pisang goreng + dabu-dabu roa hehe. Thanks a lot, guys!!! 
Dan gara-gara mereka juga, aku jadi belajar masak, hahaha…
Salah satu daftar di 10 Things Before 30 aku adalah :
Bisa masak dan doing house chores. House chores udah bisa lah ya, hidup sebagai anak kost juga sudah ngajarin aku melakukan house chores sendiri ^^. Masak nih yang agak susah, karena sering malas (ngaku sendiri ^^v)
Aku akhirnya mulai bisa masak, meskipun masih yang sederhana-sederhana dan seringnya sih kepedesan, :p. Partner masak aku itu Made… kita selalu masak bareng ^^. Aku jadi tahu bikin ayam woku belanga, sayur cah (gampang banget ternyata), sup, bakso tahu, tinutuan (bubur Manado) dan segala macam variasi ‘sous’ (kalo di Jawa, namanya balado). 

Sebenarnya kalo bicara tentang Favor nggak akan ada habis-habisnya, karena kasih karunia dan kemurahan Tuhan itu selalu ada, hadir dan nyata dalam kehidupan anak-anak-Nya. Keselamatan yang kita peroleh adalah kemurahan Tuhan semata. Kalau aku bisa hidup sampai sekarang, nafas kehidupan serta kesehatan yang aku miliki, itu hanya karena kemurahan Tuhan.
Segala sesuatu yang aku miliki sekarang adalah bukti kemurahan Tuhan dalam hidup aku. Dan aku akhirnya belajar untuk melihat ‘lebih’ dari sekedar berkat-berkat-Nya. Kemurahan Tuhan nyata bukan hanya dari doa yang terjawab atau kelimpahan berkat tapi juga dari penyertaanNya dalam setiap langkah kehidupanku.
Orang-orang yang mengasihi aku, merindukan aku (hahaha…) dan senantiasa mendoakan aku juga merupakan salah satu “Favor” yang Tuhan berikan padaku. Buat semua yang selalu ngasih aku semangat dan mendoakan aku, makasih banyak, kalian gak tau betapa berharganya itu semua buat aku ^^. Kalian adalah perpanjangan tangan Tuhan dalam hidupku.
Semester yang berat dan hectic ini telah berakhir dan ketika mengingat kembali hari-hari yang telah lewat, aku sadar bahwa tanpa kekuatan Tuhan aku nggak mungkin bisa melewati hari-hari itu. Mengingat semua kasih dan kemurahan-Nya membuat aku bangga, bersyukur, dan merasa beruntung banget punya Allah yang luar biasa.

“ Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu,” (Ratapan 3:23)