Sampai hari ini, progress Baca Alkitab Setahunku sudah sampai di kitab Bilangan.
Yeayyy…!
Nggak mudah memang, dan setiap hari itu jadi tantangan tersendiri buat aku untuk baca Alkitab minimal 10 pasal tiap hari.
Pagi ini, aku membaca sampai kitab Bilangan pasal 16 dan ada dua hal yang aku pelajari selama aku membaca kitab Bilangan ini.
Oh ya, Kitab Bilangan ini, memuat perjalanan bangsa Israel sampai ke tepi sungai Yordan, tepat sebelum memasuki tanah Kanaan. Dan mengapa disebut kitab Bilangan? Hmm, aku belum tahu secara pasti sih, masih harus cari tahu lebih banyak lagi,wkwkwk... tapi di kitab ini banyak sekali dimuat jumlah orang, jumlah persembahan, dan sebagainya, yang berhubungan dengan bilangan (penjelasannya payah, maaf yah :p)
Ok, kembali ke dua hal tadi, yang aku dapat selama baca kitab Bilangan ini.
1. Tuhan sangat membenci sungut-sungut.
Sejak bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, nggak terhitung banyaknya bangsa Israel bersungut-sungut sama Tuhan, Musa juga Harun. Kalau dibaca dari kitab Keluaran, mulai dari menyeberangi Laut Teberau saja, bangsa Israel sudah bersungut-sungut, terus di Mara, kemudian kalau di kitab Bilangan ini, pada pasal 11, orang Israel bersungut-sungut karena nggak bisa makan daging, juga ada pemberontakan Korah, Datan dan Abiram di pasal 16.
Menurut aku, salah satu penyebab bangsa Israel itu bersungut-sungut, karena mereka tidak mengenal Tuhan dengan pengertian yang benar.
Orang Israel hanya melihat tangan Tuhan, tapi tidak mencari wajah-Nya.
Orang Israel berpikir bahwa Tuhan Allah adalah Allah yang berkuasa, dingin, keras dan hobinya menghukum yang salah, dan berniat membuat mereka menderita di padang gurun.
Padahal sebaliknya, Tuhan Allah adalah Tuhan yang panjang sabar dan kasih setia-Nya berlimpah-limpah ( Bilangan 9:11)
Bangsa Israel salah mengartikan janji Tuhan tentang Tanah Kanaan. Mereka berpikir bahwa untuk sampai ke tanah Kanaan mereka nggak perlu melewati fase padang gurun, langsung saja sampai ke tanah Kanaan dan mereka hidup bahagia selamanya disitu.
Bangsa Israel nggak mengenal Tuhan dengan benar, mereka nggak mencari wajah-Nya, akibatnya mereka punya pengenalan yang salah akan Tuhan.
Sehingga, ketika mereka harus melewati fase padang gurun, dimana mereka merasa nggak nyaman, menderita dan sebagainya, mulailah mereka bersungut-sungut dan mengeluh kepada Tuhan.
Bangsa Israel hanya mau janji-Nya Tuhan, tapi mereka tidak mau mengenal siapa Tuhan itu sebenarnya, dan apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup mereka.
Seringkali, kita pun demikian.
Kita hanya mau melihat tangan Tuhan, bukan mencari wajah-Nya.
Kita mengenal Tuhan dengan pengenalan yang salah tentang Dia.
Kita sering menganggap Tuhan itu kayak kartu kredit atau kayak kartu ATM, yang kita bisa minta apapun dari-Nya dan Dia bakal kasih apa yang kita minta.
Tanpa sekalipun kita berniat untuk mengenal Tuhan lebih dekat, lebih intim, mencari wajah-Nya, dan bukan hanya sekedar tangan-Nya.
Makanya kita sering bersungut-sungut, ketika kita tidak menerima apa yang kita minta dari Tuhan, ketika banyak masalah dan tantangan hidup menerpa kehidupan kita, ketika Tuhan menempatkan kita di fase padang gurun, keluar dari zona nyaman kita, tanpa kita mau tahu apa tujuan Tuhan mengizinkan itu semua terjadi.
Kita tidak mau cari tahu apa kehendak Tuhan.
Karena kita punya pengenalan yang salah akan Tuhan, makanya kita terkadang tidak bisa mengerti rencana Tuhan dalam kehidupan kita.
Kita bersungut-sungut, dan pada akhirnya menyalahkan Tuhan, dan… meninggalkan-Nya.
Tuhan sangat membenci roh bersungut-sungut.
Hukuman bagi bangsa Israel karena mereka bersungut-sungut adalah kematian.
Dalam Bilangan 11: 1-3, Tuhan menghukum orang yang bersungut-sungut dengan api Tuhan. Kemudian, pada ayat 31-35, Tuhan menghukum orang-orang yang bernafsu rakus, yang bersungut-sungut meminta daging, dengan tulah dan menyebabkan kematian. Kemudian, dalam Bilangan 16: 1-50, ada pemberontakan Korah, Datan dan Abiram. Mereka semua bersungut-sungut kepada Musa dan Harun dan memberontak. Datan dan Abiram beserta seisi rumahnya mati ditelan bumi, sedangkan Korah dan pengikutnya, mati terbakar oleh ukupan perbaraan di Kemah Pertemuan. Selanjutnya, orang Israel kembali bersungut-sungut kepada Tuhan, sehingga Tuhan menimpakan tulah kepada mereka dan sebanyak 14.700 orang mati karena bersungut-sungut.
Jika sampai sekarang masih ada roh sungut-sungut di antara kita, artinya kita tidak mengenal Tuhan dengan pengertian yang benar, kita tidak mempercayai kuasa Tuhan, dan juga kita meragukan rencana Tuhan dalam hidup kita.
That’s why, Tuhan membenci sikap bersungut-sungut, karena kita seolah menantang Tuhan, gak percaya bahwa He can provide us, He will brought us an abundant life.
Zaman sekarang memang Tuhan gak menghukum mati orang yang bersungut-sungut. Tapi, ketika kita mulai bersungut-sungut, iman kita kepada Tuhan perlahan mulai mati. Pada akhirnya, jika kita terus menerus bersungut-sungut, kita nggak lagi percaya sama Tuhan dan mengingkari iman kita.
Daripada bersungut-sungut, mari kita memilih untuk bersukacita dalam segala hal dan setiap waktu.
Daripada bersungut-sungut, mari kita memilih untuk senantiasa mengucap syukur.
Daripada bersungut-sungut, mari kita memilih untuk menghitung berkat yang telah Tuhan berikan bagi kita.
Ketika keadaan sepertinya menekan kita untuk menjadi orang yang bersungut-sungut, just remember God’s promise to us. Baca deh, Yeremia 29 :11 ^^.
Tuhan mengizinkan kita untuk menghadapi tantangan dan pergumulan setiap hari, bukan untuk menyakiti kita, tapi itu semua adalah bagian dari rencana-Nya untuk memurnikan kita, membuat kita semakin serupa dengan-Nya.
Sama seperti emas yang dimurnikan dengan pemanasan pada suhu yang sangat tinggi, kita pun juga demikian.
Dan selain itu, mari belajar untuk mengenal Tuhan dengan pengenalan yang benar. Cari wajah Tuhan, bukan sekedar tangan-Nya. Tuhan berkenan pada orang yang dengan segenap hatinya mencari wajah-Nya, yang berseru kepada-Nya (Yeremia 29:12-14).
2. Jumbai peringatan (Bilangan 15: 37-41)
Tuhan memerintahkan kepada Musa untuk menyampaikan kepada orang Israel, agar mereka membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka, yang dibubuhi benar ungu kebiru-biruan. Jumbai-jumbai itu dibuat sebagai peringatan akan setiap perintah Tuhan.
Jumbai itu harus dipasang di pakaian setiap orang Israel, agar ketika mereka melihat jumbai tersebut mereka mengingat perintah Tuhan dan melakukannya.
“ You will have this tassels to look at and so you will remember all the commands of the Lord, that you may obey them and not prostitute yourselves by chasing after the lusts of your own hearts and eyes. Then you will remember to obey all my commands and will be consecrated to your God.”(Numbers 15: 39-40, NIV)
Tuhan ternyata menginginkan umat-Nya senantiasa mengingat akan perintah-Nya dan melakukannya, sehingga jumbai itu dipasang di pakaian bangsa Israel yang tentunya akan mereka pakai setiap hari.
Tuhan ingin, agar dimanapun kita berada, apapun yang kita kerjakan, kita selalu mengingat akan perintah dan ketetapan-Nya.
Menurut aku, jumbai peringatan itu, kalau zaman sekarang ini, adalah firman Tuhan. Tuhan menginginkan agar firman-Nya itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak-anak-Nya.
Tuhan menginginkan agar kita selalu mengingat firman-Nya setiap saat, dimanapun kita berada, apapun yang kita kerjakan, sehingga kita terhindar dari perbuatan yang tidak berkenan kepada-Nya.
Ini jadi ‘cambuk’ buat aku untuk semakin rajin dan tekun untuk baca firman Tuhan dan merenungkannya, juga tentunya melakukan firman itu setiap hari.
Dan ini juga jadi ‘cambuk’, hehehe… agar aku nggak bolong-bolong lagi hafal satu ayat Alkitab tiap hari. Salah satu ‘jumbai peringatan’ yang bisa kita bawa tiap hari adalah ayat Alkitab yang kita hafal.
Mari kita menjahit ‘jumbai peringatan’ dalam hati dan pikiran kita, lewat firman Tuhan.
God bless,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar