Senin, 22 Juli 2013

Wisdom in Book Passion and Purity




Judul Buku          : Passion and Purity ( Hasrat dan Kekudusan) 

Pengarang           : Elisabeth Elliot

Penerbit               : Pionir Jaya, Juli 2010



Saya membaca buku ini pada awal tahun 2012. Jujur saja, saya membeli buku ini karena penulisnya, Elisabeth Elliot, saya penasaran love story antara beliau dan suaminya, Jim Elliot. Pada awalnya saya pikir akan menjumpai tulisan biografi atau semacamnya, tapi saat membacanya kemudian saya tertegun karena Elisabeth Elliot bukan hanya membagikan kisah cintanya bersama suaminya, Jim Elliot, tapi juga begitu banyak pelajaran yang sangat berharga untuk para wanita Kristen.

Dalam buku ini, Elisabeth Elliot membagikan pengalamannya ketika menjadi seorang wanita single yang ingin memuliakan Allah melalui hidupnya dengan menjaga kekudusan, tapi juga ia harus mengendalikan hasrat dan keinginannya sebagai seorang wanita. Melalui penggalan surat, buku harian, petikan lagu dan puisi, Elisabeth Elliot menceritakan tentang godaan, tantangan, kemenangan dan pengorbanan dua orang muda yang memiliki komitmen untuk memuliakan Allah melebihi cinta mereka.

Bahasanya begitu jujur, dan meskipun ini kisah cinta yang terjadi  bertahun-tahun yang lalu, cerita yang dituliskan di buku ini, saya rasa relevan dengan keadaan sekarang ini. Saat membaca buku ini, saya merasa mendapatkan nasehat-nasehat dari seorang ibu kepada puterinya ^^.

Rhema atau hikmat yang saya dapatkan dari buku ini, yaitu
Pertama, pengendalian diri. Saya belajar untuk mulai mengendalikan diri terhadap keinginan daging. Hasrat manusia adalah sebuah medan pertempuran, dan Tuhan ingin kita belajar menggunakan senjata kita untuk melawannya, yaitu Firman Tuhan. Banyak anak muda yang ‘kalah’ dalam medan pertempuran ini, karena mereka tidak menggunakan ‘senjata’ mereka. Hasrat disini bukan saja dalam soal seksual, tetapi hasrat terhadap keinginan daging yang tentu saja tidak berkenan kepada Tuhan.

Kedua, mendahulukan Allah di atas segalanya. Baik Jim dan Elisabeth Elliot bergumul dengan rasa cinta mereka, tapi juga panggilan Allah dalam kehidupan keduanya. Mereka selalu bertanya kepada Tuhan, langkah apa yang harus mereka ambil. Elisabeth Elliot sering dilanda kebingungan, tapi ia mencari Allah dalam setiap godaan dan tantangan yang ia hadapi. Mereka memegang komitmen mereka untuk melayani Tuhan, meskipun resikonya adalah mereka harus berpisah. Pelajaran bagi saya untuk menjadikan Allah sebagai prioritas utama dalam kehidupan saya, mencari tahu kehendak-Nya, mengejar panggilan hidup dari-Nya, dan memegang komitmen saya kepada Tuhan dengan teguh.

Ketiga, mengetahui bahwa Tuhan saja cukup. Elisabeth Elliot membagikan pengalamannya saat ia merasa kesepian, kekhawatiran kalau harus membujang, dan sebagainya. Ia menceritakan apa saja yang ia lakukan untuk mengatasi itu semua. Kesimpulannya, ia selalu kembali kepada Allah. Kasih karunia Allah selalu cukup baginya setiap hari. Mengetahui bahwa Tuhan saja sudah cukup, adalah kunci mengatasi semua kegelisahan, ketakutan, kesepian. 

Keempat, menjaga kekudusan hidup. Elisabeth dan Jim Elliot adalah pasangan yang menjaga kekudusan mereka selama menjalin hubungan. Kisah cinta mereka adalah kisah cinta yang ditulis oleh Allah, karena mereka melibatkan Allah dalam setiap langkahnya. Mereka menjadi contoh bagi para kaum single bagaimana menjaga kekudusan hidup selama pacaran. 

Kelima, peran pria dan wanita yang sesuai dengan kehendak Allah dalam sebuah hubungan. Prialah inisiator sebuah hubungan, bukan wanita. Tapi banyak yang kita temui sekarang justru sebaliknya. Wanita bertindak sebagai inisiator, yang mengejar, yang menyatakan, sedangkan pria hanya diam dan menunggu. 

Setelah membaca buku ini, ada beberapa hal yang mulai saya aplikasikan dalam kehidupan saya, yaitu
Mulai menulis jurnal harian. Saya mengikuti contoh Elisabeth Elliot yang menulis jurnal hariannya. Jurnal harian ini bukan berisi perasaan-perasaan, curhatan-curhatan, tapi perjalanan saya bersama Kristus. Jurnal ini bukan hanya berisi pengalaman pribadi, tapi juga perenungan dari firman Tuhan yang saya baca, ayat Alkitab, doa, quote yang menguatkan saya, juga kutipan-kutipan renungan yang saya baca. Sudah lebih dari 1 tahun saya menulis jurnal harian, dan kini sudah  ada 10 buku,hehehe…. Jurnal harian itu sangat membantu saya dalam mengembangkan hubungan pribadi saya dengan Kristus. Saya jadi lebih disiplin untuk membaca Firman Tuhan dan merenungkannya. Dan saat saya menemui keadaan yang sulit, kadang isi jurnal lama saya, bisa membantu mengingatkan saya akan kesetiaan Tuhan dalam hidup saya, sehingga menguatkan saya.

Kemudian, saya belajar untuk mengendalikan hasrat dalam diri saya. Belajar memerangi keinginan daging. Tidak mudah, dan saya masih sering jatuh. Tapi ada langkah-langkah praktis yang saya mulai terapkan untuk melawan hasrat saya, untuk mencegah saya melakukan dosa. Saya menghafal Roma 6:13-14 setiap pagi, dan menyanyikan hymne “Lawanlah Godaan” dalam hati setiap kali mau marah atau tergoda berbuat dosa. 

Kedengarannya aneh, tapi itu terbukti berhasil. Saya juga mengajak teman-teman untuk mengambil langkah-langkah praktis setiap hari untuk berperang melawan hasrat diri kita ^^.

Yeah, inilah yang bisa saya bagikan dari buku Passion and Purity karya Elisabeth Elliot.

Semoga tulisan ini bisa memberkati kita semua.

Tuhan Yesus memberkati ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar