Beberapa bulan yang lalu, karena keikutsertaan
aku dalam suatu kegiatan di kota aku, aku jadi kenal sama sekelompok
cowok-cowok. Karena kepanitiaan itu, akhirnya aku dan teman-temanku jadi kenal
dekat sama mereka. Hampir setiap hari kami ketemu sama mereka, bahkan sampai
tengah malam, saat sudah dekat-dekat acara tersebut.
After the event pun, aku sama teman-teman (kami
cewek semua), masih keep in touch sama cowok-cowok itu. Mereka baik, dan lucu,
pokoknya kalo bareng mereka, pasti kerjaannya ketawa melulu. Tapi, berbeda
dengan teman-temanku yang lain, yang langsung bisa akrab dengan mereka, aku
kurang merasa nyaman bersama mereka, apalagi ngumpul-ngumpul bareng mereka
sampai malam.
Actually, aku bukan tipe cewek yang gampang
bergaul sama lawan jenis. Teman-teman cowokku bisa dikatakan sedikit, dan aku
rasa aku kurang bisa masuk dalam pembicaraan yang sama dengan mereka. Jujur
saja, aku merasa sedikit tidak nyaman kalo ngobrol sama lawan jenis, apalagi
yang belum lama kenal.
Tapi, ada hal yang aku pelajari sejak mengenal
kelompok cowok-cowok ini. Juga yang baru aku sadari.
Salah satu yang sering menyebabkan aku tidak
nyaman dengan kumpulan cowok-cowok yang selama ini aku kenal adalah because
they often say harsh words dan kata-kata vulgar lainnya. Juga terkadang
bercandaan mereka kelewatan. Itu yang bikin aku risih kalau duduk bersama
dengan mereka. Yeah, mereka sering sekali bercanda soal sex, porn, vulgar
things, and even it sounds so funny, tetap saja telinga aku ‘panas’ kalau
mendengar itu semua.
Kemudian, mereka suka hang-out sampai tengah
malam, bahkan sampai pagi.
Pada awalnya, aku fine-fine saja, tapi ketika
aku mengetahui bahwa teman-teman cewekku jadi sering pulang lewat tengah malam
gara-gara bareng mereka, I feel something wrong in here.
Even, mereka gak ngapa-ngapain, bahkan mereka
ngantar pulang teman-teman cewek aku ke kos-kosan tiap hari, tapi tetap saja
aku merasa ada yang salah. Sebelumnya, mereka pulang pagi karena ngurus event
yang kami kerjakan, jadi aku masih bisa maklum, tapi setelah acara selesai,
teman-teman cewek aku tetap sering ngumpul bareng mereka dan sering pulang
tengah malam.
Teman-teman cewek aku ini sebagian besar anak
kos, ada yang kuliah maupun kerja. Mereka nggak dalam pengawasan orang tua,
tapi tetap saja, menurut aku, anak gadis pulang tengah malam bukan hal yang
baik. Yah, kalo ngerjain tugas atau yang berhubungan dengan kuliah atau kerja
mungkin nggak apa-apa, tapi kalau Cuma nongkrong-nongkrong, ngobrol gak jelas
dan banyak kata-kata kasar sama vulgarnya menurut aku itu bukan hal yang baik!
I suddenly remember this verse,
“ Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang
baik,” I Korintus 10:31
Jujur saja, aku merasa khawatir sama
teman-teman cewek aku.
Bukannya bermaksud menghakimi kelompok
cowok-cowok ini, tapi aku lihat sifat mereka lewat kata-kata, sikap, dan
attitude mereka sama kami, cewek-cewek.
For me, jika mereka dengan mudah saying harsh
words to us meskipun itu Cuma bercanda, bisa bayangkan bagaimana sikap mereka
ke pacar atau isteri mereka nantinya?
Jika mereka dengan mudah bercanda soal sex,
porn, and many vulgar things front of girls, kalian bisa tebak sendiri apa saja
yang ada di pikiran mereka.
Laki-laki memang bergumul dengan hal-hal
seperti godaan seksual, dan aku pernah baca hasil penelitian bahwa dalam sehari
laki-laki bisa memikirkan pornografi lebih dari 60 kali!
They may say it’s man’s nature, nothing we can
do about it. Bahkan, cowok yang kelihatannya polos, ternyata sering baca karya
fiksi yang NC (porno).
Dan aku mengalami hal ini bukan Cuma dengan
kelompok cowok yang aku kenal beberapa bulan ini, tapi setelah aku ingat-ingat
lagi, sebagian besar teman-teman cowok yang aku kenal, sikap, kata-kata dan
attitude mereka seperti itu.
Hal-hal ini mengingatkan aku tentang betapa
sulitnya jaga kekudusan sekarang ini.
Saat aku menyadarinya, aku langsung teringat
tulisan Ci Lia yang judulnya “ Keepers of my brother”.
Dalam tulisan itu, Ci Lia menulis tentang
bagaimana kita, sebagai puteri-puteri Tuhan bisa mengambil bagian dalam menjaga
our brothers in Christ salah satunya dalam hal godaan seksual.
Hal pertama yang aku lakukan adalah, mengecek
diri aku sendiri.
Apakah cara berpakaianku sudah sopan, sudah
sesuai dengan standar Firman Tuhan?
Apakah attitude aku selama ini sudah sesuai
dengan standar Firman Tuhan, layaknya set-apart girl?
Apakah kata-kata, gaya bicara aku mencerminkan
aku ini anak Tuhan atau bukan?
Sejak baca tulisan Ci Lia waktu itu, aku jadi
lebih sadar soal cara berpakaian, attitude, kata-kata dan gaya bicara aku
selama berada dengan lawan jenis.
Sebelum ini, aku suka sekali pakai celana
selutut kalau hang-out, atau dress selutut. Ke gereja juga, kalau pilih dress
atau rok di atas lutut sedikit aku pikir nggak apa-apa. Tapi, setelah aku sadar
bahwa aku harus jadi keepers brother in Christ, aku stop pakai celana selutut
kalau keluar dan pakai celana panjang, dan pakai dress yang di bawah lutut,
biar pas duduk gak perlu lagi narik-narik rok ^^.
Juga sikap aku di depan cowok-cowok, aku tahu
aku nggak boleh kecentilan, terlalu cerewet, atau bahkan ngobrol hal-hal yang
pribadi dengan mereka, apalagi yang belum terlalu dekat. Sayang sekali, karena
aku melihat banyak cewek-cewek yang begitu mereka merasa ‘klop’ dengan lawan
jenis, even itu bukan pacarnya, tapi mereka sudah mengatakan semua hal termasuk
yang pribadi dengan mereka.
Bukan berarti aku jaim di depan mereka, tapi
aku benar-benar ingin mencerminkan Kristus dalam diri aku. Aku ingin mereka melihat
sifat dan karakter Kristus dalam diri aku, lewat cara berpakaian, sikap,
kata-kata dan attitude sehari-hari.
Sekarang, aku jadi lebih sadar pentingnya
menjaga kekudusan hidup.
Menjaga kekudusan itu bukan hanya saat aku
sudah berpacaran, tapi, saat berhadapan dengan lawan jenis di sekitar kita pun,
kita harus jaga kekudusan hidup kita.
Kita bukan hanya menjaga kekudusan hidup karena
perintah Tuhan, karena seperti halnya Tuhan kudus, kita pun harus kudus.
Tapi,
kita juga harus peduli sama orang lain.
Apakah cara berpakaian, sikap dan
kata-kata kita bikin cowok-cowok di sekitar kita ‘masuk’ dalam pencobaan?
Kemudian, setelah aku mengecek diri aku
sendiri, aku memutuskan untuk gak terlalu dekat dengan mereka. Seperti yang aku
akui tadi, aku memang nggak nyaman dengan mereka. Lagipula, aku merasa aku
nggak dapat apa-apa kalau hang-out bersama mereka. Cuma bikin telinga panas,
hati nggak tenang plus risih, juga ketawa-ketawa nggak jelas. Aku nggak mau
menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia dan nggak berkenan di hadapan Tuhan.
Aku hanya ketemu dengan mereka seminggu sekali,
bersama dengan teman-teman cewek aku, dan aku selalu pulang lebih awal, nggak
terlalu malam.
Aku sadar, perkataan Paulus kepada jemaat
Korintus itu bahwa “pergaulan yang buruk bisa merusak kebiasaan yang baik,”
adalah benar.
Yang aku sekarang khawatirkan serta doakan,
adalah teman-teman cewek aku. Aku tahu seharusnya aku ngomong langsung dengan
mereka, tapi aku belum bisa. >,<,
Aku sekarang hanya bisa berdoa agar Tuhan
menjaga mereka dan menjauhkan mereka dari yang jahat juga agar kelompok
cowok-cowok ini bisa sadar dan bertobat, juga agar Tuhan memberikan aku
keberanian juga hikmat untuk bicara dengan teman-teman cewek aku. Agar mereka
bisa lebih sadar soal menjaga kekudusan hidup.
I do really care about them, and I love them as
my brothers and sisters in Christ.
God bless,,
Iyaaa,,,, sama, aku juga kadang kalo dengar omongan orang di kantor bisa risih sendiri. Aku mau ngomong or negur juga mikir2. Soale pembelaan diri mereka sih pastinya karena mereka tu cowok, ato dah merit, jadi wajar aja ngomong yang rada piye *sigh*
BalasHapusIya,mbak... Di kantor aku jg hampir sama sih keadaanx,,hehe... Tp d kntor banyakan ibu2, jd ga tlalu gmn.
HapusTp yg cwo2 ini emang bkin hati n telinga panas kalo dgar kta2 mrk. Mau negur msh ad prasaan kagak enak, jg tkut disalahpahami... >.<