Tuhan Yesus sungguh baik. Nggak terasa 2 semester telah
berlalu.
Ujian akhir semesterku berakhir dengan matkul favoritku (karena
dosennya sih) Teksol, hehehe…
Apa yang bisa kuceritakan tentang semester yang telah lewat?
Mungkin satu kata.
Favor
Aku betul-betul merasakan
kemurahan Tuhan di semester ini dan hal itu luar biasa.
Meskipun aku tahu kalau kemurahan Tuhan itu selalu ada,nyata di setiap detik kehidupan anak-anak-Nya. Aku ingin menulis tentang beberapa hal yang menurut aku merupakan kemurahan Tuhan dalam hidup aku selama semester yang baru lewat,hehehe...
1. Praktikum
Sebenarnya pas awal semester aku mengalami fase galau, hehe…
melihat KHS aku masih ada 6 praktikum yang harus aku ambil dan 5 di antaranya
ada di semester ini dan setelah aku nanya, ternyata maksimal hanya bisa ngambil
3 praktikum dan itu pun pasti ‘babak belur’ saking padat dan capeknya praktikum itu.
Sebagai
orang yang pengen cepat-cepat lulus haha… aku kecewa.
Aku pasrah hanya bisa
ngambil 3 praktikum dan ya sudahlah… gak apa-apa kali yah menjalani 2 praktikum
sambil nyusun skripsi di semester genap depan.
Tapi Tuhan itu baiikkkk dan pemurah hehehe… aku bisa ngambil
5 praktikum semester ini oleh Kaprodi. Aku benar-benar kaget dan gak nyangka,
kok bisa ya?? Walaupun banyak orang yang menganggap aku gak bakal mampu, bakal
keteteran, dan jujur itu sempat aku membuat aku ‘down’, tapi aku punya
keyakinan bahwa gak ada satu pun yang kebetulan di dunia, everything in God’s
control dan kalau atas His favor aku bisa ngambil 5 praktikum, maka Ia juga
yang akan memberikan aku kemampuan, kekuatan untuk menjalani itu semua.
Ada saatnya aku capek banget tapi harus nulis jurnal,
belajar, bikin tugas, ngapalin materi dan…mengeluh pada Tuhan. Gara-gara
ngambil 5 praktikum juga aku harus kejar-kejaran waktu saat kuliah, dan ada 3
hari dalam seminggu aku nggak bisa makan siang karena abis kuliah teori, masuk
praktikum, dan langsung kuliah teori lagi.
Capek? Banget.
Pengen ngeluh?
Banget.
Ngerasa self-pity? Sering,hehe…
Tapi syukur di saat itu aku ditegur bahwa aku harus tetap
mengucap syukur atas apa yang Tuhan berikan padaku.
Aku bisa melaluinya dengan pertolongan dari Tuhan. So far,
udah 3 praktikum yang lulus, yang sisanya belum keluar nilainya. Mudah-mudahan
saja lulus haha.
2. Persekutuan Jumat
Salah satu pergumulan yang aku alami selama kuliah di
Jakarta adalah “saudara seiman”. Aku berdoa tiap hari agar Tuhan ngasih aku
saudara-saudari seiman agar aku bisa bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus.
Tuhan menjawab doaku pada semester ini.
Kost-ku sekarang isinya orang Manado semua,hehe…dan puji
Tuhan, kami bisa bikin persekutuan tiap Jumat malam. Bukan hanya anak-anak kost
aku, tapi juga bareng anak-anak APP yang beragama Kristen, jumlah kami ada 15
orang. Bagiku ini amazing banget! Kami mengadakan ibadah dan sharing Firman
Tuhan tiap Jumat malam dan tempatnya bergantian, di kost aku atau di kost
anak-anak APP.
Selain makin eager dalam Firman Tuhan, persekutuan ini juga
merupakan ‘ladang baru’ buatku dari Tuhan. Aku sadar bahwa Ia ingin aku
melayani-Nya di persekutuan ini. Kini ‘ladang’ku bukan lagi anak-anak remaja
tapi adik-adik aku (karena aku yang paling tua :p) yang di persekutuan Jumat
ini. Aku ingin agar semua yang ikut persekutuan Jumat ini tambah dekat dengan
Tuhan dan bertumbuh imannya pada Yesus Kristus. Sekarang yang aku layani adalah
anak-anak kuliahan, dari beragam suku ada dari Minahasa, Batak, Ternate, Ambon,
Papua dan Flores.
Serunya lagi, kami membuat grup vocal yang punya komitmen
untuk ngisi puji-pujian di gereja setiap bulannya. Kami latihan 2 kali seminggu
di kost aku.
Penyertaan dan kemurahan Tuhan nyata banget bagi kami. Bapak
dan ibu kost aku gak marah atau complain, meskipun mereka berbeda agama dengan
kami. Mereka pun mengizinkan kami untuk latihan lagu rohani di kost dan
menyelenggarakan ibadah di kost.
3. Bisa merasakan masakan Minahasa
Beberapa bulan yang lalu, 3 orang temanku pindah ke kost
aku, Lhi, Rio dan Hendra dan ketiganya orang Manado. Kebetulan banget Hendra
sama Rio pinter masak, kita yang cewek aja gak bisa masak, tapi kemampuan
mereka udah setara koki hehe. Setelah hampir setahun gak makan masakan Minahasa,gara-gara ada mereka berdua bisa ngerasain lagi yang namanya ayam woku belanga,
b2 kecap, b2 garo, cakalang fufu sous, kola pisang, tinutuan, pisang goreng + dabu-dabu
roa hehe. Thanks a lot, guys!!!
Dan gara-gara mereka juga, aku jadi belajar masak, hahaha…
Salah satu daftar di 10 Things Before 30 aku adalah :
Bisa masak dan doing house chores. House chores udah bisa
lah ya, hidup sebagai anak kost juga sudah ngajarin aku melakukan house chores
sendiri ^^. Masak nih yang agak susah, karena sering malas (ngaku sendiri ^^v)
Aku akhirnya mulai bisa masak, meskipun masih yang
sederhana-sederhana dan seringnya sih kepedesan, :p. Partner masak aku itu
Made… kita selalu masak bareng ^^. Aku jadi tahu bikin ayam woku belanga, sayur
cah (gampang banget ternyata), sup, bakso tahu, tinutuan (bubur Manado) dan
segala macam variasi ‘sous’ (kalo di Jawa, namanya balado).
Sebenarnya kalo bicara tentang Favor nggak akan ada
habis-habisnya, karena kasih karunia dan kemurahan Tuhan itu selalu ada, hadir
dan nyata dalam kehidupan anak-anak-Nya. Keselamatan yang kita peroleh adalah
kemurahan Tuhan semata. Kalau aku bisa hidup sampai sekarang, nafas kehidupan
serta kesehatan yang aku miliki, itu hanya karena kemurahan Tuhan.
Segala sesuatu yang aku miliki sekarang adalah bukti
kemurahan Tuhan dalam hidup aku. Dan aku akhirnya belajar untuk melihat ‘lebih’
dari sekedar berkat-berkat-Nya. Kemurahan Tuhan nyata bukan hanya dari doa yang
terjawab atau kelimpahan berkat tapi juga dari penyertaanNya dalam setiap
langkah kehidupanku.
Orang-orang yang mengasihi aku, merindukan aku (hahaha…) dan
senantiasa mendoakan aku juga merupakan salah satu “Favor” yang Tuhan berikan
padaku. Buat semua yang selalu ngasih aku semangat dan mendoakan aku, makasih
banyak, kalian gak tau betapa berharganya itu semua buat aku ^^. Kalian adalah
perpanjangan tangan Tuhan dalam hidupku.
Semester yang berat dan hectic ini telah berakhir dan ketika
mengingat kembali hari-hari yang telah lewat, aku sadar bahwa tanpa kekuatan
Tuhan aku nggak mungkin bisa melewati hari-hari itu. Mengingat semua kasih dan
kemurahan-Nya membuat aku bangga, bersyukur, dan merasa beruntung banget punya
Allah yang luar biasa.
“ Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya
rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu,” (Ratapan 3:23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar