Dear G,
Malam ini saat aku membaca I Korintus 3, sebuah ayat menarik
perhatianku,
“ So neither the one who plants nor the one who waters is
anything, but only God, who makes things grow.” ( I Corinthians 3:7, NIV)
Aku teringat komisi remaja yang telah menjadi tempat
pelayananku selama kurang lebih 6 tahun. Aku menjadi seorang Pembina juga
anggota komisi. Aku teringat masa-masa pelayananku, teringat ladang tempat aku
bekerja, dan betapa itu merupakan sebuah anugerah dan tahun-tahun yang luar
biasa.
Dear G,
Ada masa di mana aku menyesal dan kecewa pada diri sendiri.
Aku menyesal karena tidak melayani dengan baik. Aku merasa kurang memberi diri
dalam melayani adik-adik remajaku. Aku kurang dekat dengan beberapa orang dari
mereka dan aku tidak menjangkau mereka yang menjauh dari persekutuan dengan-Mu.
Namun, aku teringat juga pada adik-adik remaja yang Engkau
berkati dengan bakat dan talenta yang beraneka ragam. Engkau memakai mereka
dengan luar biasa. Bahkan sampai hari ini, aku terkagum melihat karya-Mu dalam
hidup mereka. Mereka bukan hanya jadi berkat di antara teman-temannya, di rumah
atau di gereja, tetapi mereka juga memberi dampak positif dimanapun mereka
berada. Mereka adalah saksi-saksiMu, dan aku menantikan saat dimana mereka,
sesuai dengan panggilanMu ya Tuhan, melakukan pekerjaan-pekerjaanMu bagi
kemuliaan-Mu.
Aku teringat pada mereka yang sangat rajin datang ke
persekutuan, baik ibadah tingkat jemaat, kolom, bahkan wilayah. Bahkan mereka
jauh lebih rajin dari pada aku,hehe. Mereka sangat bersemangat untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan komisi, kegiatan di wilayah, bahkan sampai di sinode.
Kerajinan mereka yang tidak pernah kendor, kerinduan mereka untuk datang
bersekutu, adalah teladan bagi orang-orang di sekitar mereka.
Aku teringat pada adik-adik remaja yang selalu dengan
semangat dan ceria menolong kami dalam setiap kegiatan. Mungkin bantuan mereka
terlihat sepele, hal kecil dan sederhana. Tapi aku percaya, bahwa lewat
melakukan perkara-perkara kecil itu mereka belajar memupuk kasih persaudaraan
dan saling menolong dalam menanggung beban saudara seiman. Dan aku percaya
bahwa kesetiaan mereka dalam melakukan perkara-perkara kecil itu, ya Tuhan,
Engkau akan balas dengan mengaruniakan perkara-perkara yang besar bagi mereka.
Aku teringat pada mereka, yang telah ‘lulus’ dari remaja,
dan kini menginjak usia pemuda. Sebagaimana mereka memberi diri dipakai oleh-Mu
di remaja, aku berharap agar mereka juga memberi diri diantara rekan-rekan
pemuda. Biarlah terang mereka makin bersinar. Adalah sebuah kesenangan melihat
mereka bertumbuh, bukan hanya secara fisik, tapi juga secara spiritual.
Dear G,
Ketika aku mengingat semuanya itu dan membaca ayat dalam
kitab Korintus trsebut, aku ingat bahwa Pribadi yang membuat mereka bisa
bertumbuh adalah Engkau.
Jika mereka rajin ke ibadah, taat pada orangtua, sopan,
manis, tekun dalam pengajaran firman Tuhan, dan jadi alat dalam pelayanan dan
berkat dimanapun mereka berada itu bukan karena usaha aku dan Pembina yang
lain.
Tapi Engkaulah yang memberi mereka pertumbuhan rohani.
Tunas-tunas muda yang lembut, hijau, dan rapuh itu Engkau
berikan pertumbuhan terus-menerus, ya Tuhan, dan aku percaya bahwa tujuan-Mu
ialah membuat mereka menjadi pohon yang kuat, yang tinggi, yang menghasilkan
buah yang baik dan menjadi berkat bagi orang lain.
Aku hanyalah seorang pekerja di ladang-Mu, ya Tuhan.
Aku melaksanakan tugas seorang pekerja ladang. Menyirami
tunas-tunas muda itu, memberi pupuk, memastikan mereka mendapat pencahayaan
yang cukup, tapi Engkaulah yang memberi pertumbuhan pada mereka. Tanpa Engkau,
mereka tidak akan bertumbuh dan berkembang, sekeras apapun aku berusaha.
Hendaklah aku selalu mengingat hal ini, jika aku pernah
merasa sombong, merasa penting, merasa berjasa.
Aku hanya seorang pekerja di ladang-Mu. Seorang pekerja
dituntut untuk mengerjakan tugas yang Tuannya suruh. Aku hanya mengerjakan
sesuau yang Engkau suruh, tidak seharusnya aku bermegah, bukan?
Dan Tuhan,
Jika aku pernah merasa gagal, merasa tidak berguna, merasa kecewa
pada diri sendiri karena ada di antara mereka yang tidak bisa aku jangkau, yang
tidak bisa kurangkul, yang tidak bisa aku tarik kembali. Biarlah aku juga
senantiasa mengingat bahwa Engkaulah satu-satunya Pribadi yang memberi
pertumbuhan.
Aku percaya bahwa Engkau juga mengasihi mereka dan denga
kasih karunia-Mu, suatu saat nanti mereka akan bertumbuh.
Aku hanya seorang pekerja di ladang, aku telah melakukan
tugasku, aku boleh berusaha sekuat tenaga, tetapi Engkaulah yang mengaruniakan
pertumbuhan.
Ketika aku tidak lagi bersama-sama dengan mereka..
Ketika aku Engkau pindahkan ke ladang yang lain, dan ada
pekerja-pekerja lain yang Engkau pilih dan pakai di ladang ini, aku bersyukur
dan bersukacita atas rancangan-Mu.
Aku senantiasa membawa mereka dalam doaku.
Agar mereka yang belum bertumbuh, Engkau karuniakan
pertumbuhan. Biarlah para pekerja makin rajin mengolah tanahnya, menyiraminya,
memberinya pupuk, menyiangi ilalang yang menghalangi pertumbuhannya.
Agar mereka yang sementara bertumbuh, makin kuat menancapkan
akarnya dalam pengenalan Firman-Mu, makin kuat batangnya dalam iman kepada
Engkau, dan bertumbuh makin tinggi.
Aku bersukacita ketika melihat mereka bertumbuh ya Tuhan.
Itulah tujuan para pekerja, dan aku percaya setiap usaha dalam Engkau tidak
akan sia-sia.
“ The one who plants and the one who waters have one
purpose, and they will each be rewarded according to their own labor”
( I Corinthians 3:8, NIV)
Dan di ladang manapun Engkau tempatkan ya Tuhan, kemanapun
Engkau memanggil, sebagai seorang pekerja ladang-Mu, aku akan mengerjakan tugas
yang Engkau yang berikan.
“ For we are co-workers in God’s service ; you are God’s
field, God’s building,”
( I Corinthians 3: 9)
Jakarta, 11 Januari 2014
PS : Aku ingat sempat 'curhat' soal pelayananku, dan Mbak Mega nulis sesuatu tentang Allah yang memberi pertumbuhan,hehe... Pas Mbak Mega nulis itu, aku sadar bahwa cara pikir aku itu salah, dan semangatku kembali. Sekarang, aku pikir aku jadi lebih memahami lagi apa arti ayat ini ^^.
God bless
:)
BalasHapusTugas kita menabur, menanam dan menyiram. Buahnya urusan Tuhan. Bahkan ketika menuai bukan bagian kita, ketika kita ga liat buahnya, tugas kita adalah tetap setia.
Semangat, farha!
Btw, how's manado? Banjir bagaimana?