Judul Buku : Passion and Purity ( Hasrat dan
Kekudusan)
Pengarang : Elisabeth Elliot
Penerbit : Pionir Jaya, Juli 2010
Saya membaca buku ini pada awal
tahun 2012. Jujur saja, saya membeli buku ini karena penulisnya, Elisabeth
Elliot, saya penasaran love story antara beliau dan suaminya, Jim Elliot. Pada
awalnya saya pikir akan menjumpai tulisan biografi atau semacamnya, tapi saat
membacanya kemudian saya tertegun karena Elisabeth Elliot bukan hanya
membagikan kisah cintanya bersama suaminya, Jim Elliot, tapi juga begitu banyak
pelajaran yang sangat berharga untuk para wanita Kristen.
Dalam buku ini, Elisabeth Elliot
membagikan pengalamannya ketika menjadi seorang wanita single yang ingin
memuliakan Allah melalui hidupnya dengan menjaga kekudusan, tapi juga ia harus
mengendalikan hasrat dan keinginannya sebagai seorang wanita. Melalui penggalan
surat, buku harian, petikan lagu dan puisi, Elisabeth Elliot menceritakan
tentang godaan, tantangan, kemenangan dan pengorbanan dua orang muda yang
memiliki komitmen untuk memuliakan Allah melebihi cinta mereka.
Bahasanya begitu jujur, dan
meskipun ini kisah cinta yang terjadi
bertahun-tahun yang lalu, cerita yang dituliskan di buku ini, saya rasa
relevan dengan keadaan sekarang ini. Saat membaca buku ini, saya merasa
mendapatkan nasehat-nasehat dari seorang ibu kepada puterinya ^^.
Rhema atau hikmat yang saya
dapatkan dari buku ini, yaitu
Pertama, pengendalian diri. Saya
belajar untuk mulai mengendalikan diri terhadap keinginan daging. Hasrat
manusia adalah sebuah medan pertempuran, dan Tuhan ingin kita belajar
menggunakan senjata kita untuk melawannya, yaitu Firman Tuhan. Banyak anak muda
yang ‘kalah’ dalam medan pertempuran ini, karena mereka tidak menggunakan
‘senjata’ mereka. Hasrat disini bukan saja dalam soal seksual, tetapi hasrat
terhadap keinginan daging yang tentu saja tidak berkenan kepada Tuhan.
Kedua, mendahulukan Allah di atas
segalanya. Baik Jim dan Elisabeth Elliot bergumul dengan rasa cinta mereka,
tapi juga panggilan Allah dalam kehidupan keduanya. Mereka selalu bertanya
kepada Tuhan, langkah apa yang harus mereka ambil. Elisabeth Elliot sering
dilanda kebingungan, tapi ia mencari Allah dalam setiap godaan dan tantangan
yang ia hadapi. Mereka memegang komitmen mereka untuk melayani Tuhan, meskipun
resikonya adalah mereka harus berpisah. Pelajaran bagi saya untuk menjadikan
Allah sebagai prioritas utama dalam kehidupan saya, mencari tahu kehendak-Nya,
mengejar panggilan hidup dari-Nya, dan memegang komitmen saya kepada Tuhan
dengan teguh.
Ketiga, mengetahui bahwa Tuhan
saja cukup. Elisabeth Elliot membagikan pengalamannya saat ia merasa kesepian,
kekhawatiran kalau harus membujang, dan sebagainya. Ia menceritakan apa saja
yang ia lakukan untuk mengatasi itu semua. Kesimpulannya, ia selalu kembali
kepada Allah. Kasih karunia Allah selalu cukup baginya setiap hari. Mengetahui
bahwa Tuhan saja sudah cukup, adalah kunci mengatasi semua kegelisahan,
ketakutan, kesepian.
Keempat, menjaga kekudusan hidup.
Elisabeth dan Jim Elliot adalah pasangan yang menjaga kekudusan mereka selama
menjalin hubungan. Kisah cinta mereka adalah kisah cinta yang ditulis oleh
Allah, karena mereka melibatkan Allah dalam setiap langkahnya. Mereka menjadi
contoh bagi para kaum single bagaimana menjaga kekudusan hidup selama pacaran.
Kelima, peran pria dan wanita
yang sesuai dengan kehendak Allah dalam sebuah hubungan. Prialah inisiator
sebuah hubungan, bukan wanita. Tapi banyak yang kita temui sekarang justru
sebaliknya. Wanita bertindak sebagai inisiator, yang mengejar, yang menyatakan,
sedangkan pria hanya diam dan menunggu.
Setelah membaca buku ini, ada
beberapa hal yang mulai saya aplikasikan dalam kehidupan saya, yaitu
Mulai menulis jurnal harian. Saya
mengikuti contoh Elisabeth Elliot yang menulis jurnal hariannya. Jurnal harian
ini bukan berisi perasaan-perasaan, curhatan-curhatan, tapi perjalanan saya
bersama Kristus. Jurnal ini bukan hanya berisi pengalaman pribadi, tapi juga
perenungan dari firman Tuhan yang saya baca, ayat Alkitab, doa, quote yang
menguatkan saya, juga kutipan-kutipan renungan yang saya baca. Sudah lebih dari
1 tahun saya menulis jurnal harian, dan kini sudah ada 10 buku,hehehe…. Jurnal harian itu sangat
membantu saya dalam mengembangkan hubungan pribadi saya dengan Kristus. Saya
jadi lebih disiplin untuk membaca Firman Tuhan dan merenungkannya. Dan saat
saya menemui keadaan yang sulit, kadang isi jurnal lama saya, bisa membantu
mengingatkan saya akan kesetiaan Tuhan dalam hidup saya, sehingga menguatkan
saya.
Kemudian, saya belajar untuk
mengendalikan hasrat dalam diri saya. Belajar memerangi keinginan daging. Tidak
mudah, dan saya masih sering jatuh. Tapi ada langkah-langkah praktis yang saya
mulai terapkan untuk melawan hasrat saya, untuk mencegah saya melakukan dosa. Saya
menghafal Roma 6:13-14 setiap pagi, dan menyanyikan hymne “Lawanlah Godaan”
dalam hati setiap kali mau marah atau tergoda berbuat dosa.
Kedengarannya aneh,
tapi itu terbukti berhasil. Saya juga mengajak teman-teman untuk mengambil
langkah-langkah praktis setiap hari untuk berperang melawan hasrat diri kita
^^.
Yeah, inilah yang bisa saya
bagikan dari buku Passion and Purity karya Elisabeth Elliot.
Semoga tulisan ini bisa
memberkati kita semua.
Tuhan Yesus memberkati ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar