Kira-kira sebulan yang lalu, aku membaca majalah on-line Pearl. Temanya
kali ini adalah tentang “Misi”, dan tulisan-tulisan di Pearl benar-benar
membuka mata dan pikiran aku soal pelayanan misi.
Jujur saja, jika mendengar kata “Misi” maka yang ada dalam pikiranku
adalah misionaris, memberitakan Injil di pedalaman-pedalaman, bertaruh nyawa
demi iman. Melayani di bidang “Misi” sama sekali tidak ada dalam pikiran aku,
dan yang jelas bukan jenis pelayanan yang akan aku pilih (seandainya aku bisa
milih,hehe..)
Tapi, setelah aku baca majalah Pearl, pikiran aku soal misi langsung
berubah dan muncul kerinduan untuk melayani di bidang misi. Salah satu
keinginanku sebelum usia aku 30 tahun, adalah ikut mission trip meskipun cuma yang
short trip atau bahkan hanya sekali, aku ingin ikut mission trip.
Aku sadar bahwa mungkin sekarang Tuhan belum memberikan aku kesempatan untuk
melakukannya, jadi aku memutuskan untuk melakukan hal lain yang berhubungan
dengan misi. Pelayanan misi ternyata tidak hanya terbatas pada pekerjaan
sebagai misionaris saja, ataupun mengikuti mission trip, ada banyak bidang yang
berkaitan dengan misi.
Salah satunya adalah menjadi pendoa syafaat.
Aku mengetahuinya saat membaca tulisan Ci Grace Suryani di majalah
Pearl.
Bagaimana menjadi pelayan misi melalui doa syafaat?
Salah satunya, dengan kita mendoakan bangsa-bangsa ataupun suku-suku
yang termasuk unreached people (yang terabaikan/ yang belum terjangkau) agar
mereka bisa mengenal Kristus dan mengakui-Nya sebagai Juruselamat pribadi
mereka serta menerima Roh Kudus dan hidup sesuai kebenaran Firman Tuhan.
Kita juga mendoakan para misionaris maupun orang-orang yang terlibat
dalam pelayanan kepada unreached people, agar mereka bisa memberitakan Injil
dan memenangkan banyak jiwa untuk Tuhan Yesus, juga berdoa agar Tuhan menolong
mereka dalam menghadapi tantangan bahkan kesulitan yang mereka hadapi di ladang
penginjilan.
Masih banyak negara maupun tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh para
misionaris karena terbentur bahasa, politik, agama lain, tradisi dan
sebagainya. Setelah membuka beberapa situs, aku jadi tahu bahwa ada begitu
banyak tantangan dan kesulitan yang dialami di negara-negara maupun
daerah-daerah ketika hamba-hamba Tuhan ingin memberitakan Injil kepada mereka.
Sebagai referensi, kalian bisa mengunjungi www.joshuaproject.net dan www.operationworld.org
Menjadi pendoa syafaat mungkin terdengar sepele dan nggak ‘wow’, tapi
sebagai orang percaya, bukankah tidak ada yang meragukan kuasa sebuah doa?
Prayer can change everything.
Jadi, aku memutuskan untuk mulai berdoa untuk pelayanan misi dan bagi
unreached people. Sebenarnya, aku sudah mulai mendoakan suku-suku terabaikan di
Indonesia sejak bulan Agustus lalu, tapi jujur saja sering lupa dan nggak disiplin,hehe….
Jadi ini merupakan tantangan buat aku.
Aku membuka beberapa situs seperti Joshua Project kemudian Operation
World Prayer dan disitu ada beberapa program untuk mendoakan bangsa-bangsa juga
suku-suku yang terabaikan atau belum dijangkau oleh Injil.
I’m so grateful when I found those sites, karena aku merasa pada
akhirnya I can do something, even it’s small, and I can be a part of mission ^^.
AKu mengikuti proyek 60 Days Challenge Prayer, itu semacam proyek doa
syafaat selama 60 hari, dimana kita mendoakan satu negara tiap hari selama 60
hari. Kemudian aku join milis yang tiap hari kirim email ke aku tentang
unreached people yang perlu didoakan.
Buat siapapun yang punya kerinduan untuk melihat tranformasi di
negara-negara ataupun daerah-daerah di dunia ini, aku menganjurkan agar ikut
proyek semacam ini, karena kita jadi lebih terarah dan teratur juga focus,
kemudian doa kita jadi lebih spesifik untuk mereka.
Dan tidak terasa sudah sebulan lebih sejak aku ikut proyek itu.
Aku merasakan kesulitan, dan sampai sekarang masih,hehehe…. Masalah kedisiplinan
juga waktu.
Aku masih cukup kesulitan dalam menentukan waktu untuk berdoa syafaat
yang tepat, juga masih sering bolong-bolong doanya. Sempat mikir untuk give up
and quit, intimidasi si jahat yang tentu saja tidak ingin melihat anak Tuhan
berdoa buat keselamatan orang lain. He wants us to become an egoist Christian,
yang tidak peduli sama keselamatan orang lain, yang hanya mementingkan
keselamatan diri sendiri.
Meskipun sampai sekarang aku belum melihat perubahan secara nyata dari
negara maupun daerah yang aku doakan, tapi aku yakin bahwa Tuhan mendengar
doa-doaku juga setiap orang yang rindu dan terlibat dalam doa syafaat ini. Dan aku yakin, suatu hari nanti semua bangsa,
semua orang di dunia ini akan mendengar tentang Yesus Kristus yang telah datang
ke dalam dunia, dengan satu tujuan, untuk menyelamatkan dunia ini belenggu
dosa. Aku percaya, bahwa doa bisa mengubah segala sesuatu, bahkan hati yang
paling keras sekalipun.
Terlebih lagi, aku merasakan bahwa saat aku mendoakan orang lain, aku
juga diubahkan oleh Tuhan.
Aku pernah baca tulisan Ci Lia, bahwa saat kita berdoa, hati kita ikut
diubahkan agar sesuai dan selaras dengan hati Bapa.
Dan itulah yang aku rasakan, saat berdoa untuk bangsa ataupun suku yang
belum terjangkau, aku bisa merasakan betapa Bapa sangat mengasihi mereka dan
kerinduan-Nya agar mereka bisa mengenal-Nya.
Yohanes 17:23
“Aku di dalam mereka, dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna
menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus aku dan
bahwa Engkau mengasihi mereka sama seperti Engkau mengasihi Aku,”
Ini salah satu ayat dalam perikop “Doa Yesus untuk murid-murid-Nya”
dalam Yohanes 17:1-26. Pasal favorit aku. Doa yang sangat… romantis menurut
aku. Karena Tuhan berdoa untuk murid-murid-Nya, juga untuk mereka yang percaya
kepada-Nya oleh pemberitaan mereka, which is US.. which is me and you ^^. Doa
yang nggak egois, doa yang sangat indah, doa yang diungkapkan dari ketulusan
hati Yesus yang terdalam.
Bapa mengasihi semua manusia ciptaan-Nya, tidak terkecuali. Ia mengasihi
kita, dan rindu, sangat rindu agar kita mengetahui hal tersebut. Bahwa Ia
mengasihi kita, sama seperti Ia mengasihi Anak-Nya, dan lebih lagi Ia mengasihi
kita dengan kasih yang kekal. Juga oleh karena kasih-Nya, Ia rela mengorbankan
Anak-Nya untuk mati di kayu salib demi menebus dosa seluruh umat manusia.
Aku sangat mengucap syukur karena aku bisa terlibat dalam proyek ini.
Menjadi pendoa syafaat mungkin terdengar sepele, tapi sangat penting, dan
dibutuhkan keinginan yang kuat, kedisiplinan juga hati yang mau dibentuk. Aku
jadi lebih sadar bahwa tugas kita di dunia ini, adalah melayani-Nya.
Mungkin kita merasa kita memiliki keterbatasan dalam melayani Tuhan.
Baik waktu, pekerjaan, tanggung jawab, atau bahkan materi. Yup, kita manusia
yang terbatas, dan aku pun merasakan hal yang sama saat aku ingin ikut pelayanan
misi. Karena pekerjaan dan orang tua aku, aku tidak bisa ikut mission trip yang
jauh-jauh, dan juga di gereja aku, sangat jarang mengadakan mission trip, tapi
aku akhirnya dibukakan jalan untuk menjadi pendoa syafaat bagi unreached people
^^.
Yang aku pelajari adalah Tuhan kita tidak mengenal keterbatasan,
sehingga kita tetap bisa melayani-Nya di tengah keterbatasan kita jika kita mau
dan meminta-Nya untuk menolong kita.
Keterbatasan kita, baik dari segi waktu, pekerjaan, materi, bukanlah
penghalang yang berarti jika kita mau dan sungguh-sungguh rindu untuk melayani
Tuhan.
Aku ditegur cukup keras sama Tuhan soal yang satu ini, karena beberapa
waktu yang lalu aku mengambil side job, dari sore sampe malam, dan mengabaikan
pelayanan aku juga ibadah-ibadah dengan alasan kesibukan pekerjaan. Aku belajar
bahwa Ia tidak mau dijadikan yang kedua, atau yang ketiga dalam kehidupan aku.
Tuhan mau jadi yang pertama dan yang terutama.
Seperti bunyi Matius 6:33
“ Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan
ditambahkan kepadamu,”
Kemudian, mendoakan keselamatan orang lain itu penting,lho. Ingat Amanat
Agung Tuhan Yesus dalam atis 28:19,20 ?
Tuhan Yesus ingin agar semua bangsa menjadi murid-Nya dan dibaptis dalam
nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Kita bisa jadi bagian dari misi ini dengan mendoakan bangsa-bangsa dan
suku-suku yang belum terjangkau pemberitaan Injil.
Jelas bahwa pelayanaan doa syafaat bagi bangsa-bangsa ini bukan hal yang
sepele ^^.
Kemudian pelayanan ini bisa dilakukan oleh siapa saja, kita hanya butuh
lutut yang mau bertelut dan hati yang mau diubahkan, yang penting kita mau commit
untuk melakukannya, karena ini tidak semudah dan se-simple yang kita bayangkan.
Secara pribadi aku rindu, agar makin banyak anak Tuhan yang turut
mendoakan bangsa-bangsa dan suku-suku yang belum terjangkau. Agar makin banyak
anak Tuhan yang diubahkan hatinya selaras dengan hati Bapa. Agar anak-anak
Tuhan jangan menjadi orang Kristen yang egois, yang hanya peduli pada
keselamatan diri sendiri, tapi tidak mau peduli pada keselamatan orang lain.
By the way, jangan hanya berdoa bagi bangsa-bangsa dan suku-suku yang
belum terjangkau, tapi juga bagi pribadi-pribadi di sekitar kita yang belum ‘terjangkau’.
Adakah orang tua, saudara, teman, tetangga kita yang belum mengenal
Tuhan secara pribadi?
Let’s pray for them, too… Berdoa
agar Tuhan mengetuk pintu hati mereka agar dibukakan untuk-Nya. dan berdoa agar
Tuhan mengetuk pintu hati mereka lebih keras lagi jika mereka belum mau
membukakannya, terus dan terus sampai mereka mau membukanya.
Seperti kata Myles Munroe dalam bukunya “ Waiting and Dating”, tujuan
Allah mempertemukan kita dengan orang-orang di sekitar itu, bukan karena
kebetulan semata, tapi agar kita memberi dampak terang buat mereka ^^.
God bless,,
Farha