Tahun ini, komisi Remaja gereja saya kembali mengikuti kegiatan Pesta
Seni Remaja GMIM yang tahun ini diselenggarakan di wilayah Langowan I dan IV.
Adapun lomba yang kami ikuti adalah Girl’s Choir atau Paduan Suara Remaja
Perempuan yang sejak tahun 2006, kami setia mengikuti lomba di kategori ini.
Ada cukup banyak tantangan yang kami hadapi dalam menghadapi PSR tahun
ini, yeah, tiap tahun pasti ada tantangannya, tapi bagi saya, tahun ini cukup
berat buat tim paduan suara Girl’s Choir. Kami memasang target Gold Champion
atau Juara I dengan nilai 80 ke atas. Target yang cukup tinggi karena saingan
kami cukup banyak dan mereka semua bagus-bagus.
Kemudian, cukup banyak dari anggota paduan suara yang mundur atau keluar
tahun ini. Penyebabnya, antara lain karena mereka sudah ‘lulus’ dari
remaja,hehe… Mereka sudah memasuki usia pemuda, sehingga tidak bisa lagi ikut
lomba di kategori remaja. Kemudian, ada yang sibuk dengan kegiatan di sekolah
dan organisasi lainnya.
Pada awalnya, total remaja yang ikut ada sekitar 35 orang, pada akhirnya
berkurang, sehingga yang naik panggung jumlahnya 27 orang. Yup, ada yang gugur
di tengah jalan. Latihan koor memang tidak mudah. Butuh disiplin, focus, juga
kesungguhan hati, ketekunan. Ada anak-anak remaja yang tidak tahan, sehingga
pada akhirnya tidak jadi ikut.
Tapi, sebenarnya latihan koor selain melatih suara dan teknik vocal
kita, juga membangun rasa persaudaraan antar peserta, melatih disiplin dan
ketekunan juga membangkitkan rasa persatuan. Why?
Soalnya, di paduan suara itu tidak boleh ada yang menonjol suaranya,
suara para anggotanya harus padu antara suara Sopran, Mezzo sopran dan Alto,
sehingga terdengar seperti satu suara yang harmoni. Gak boleh ada yang egois,
semuanya harus saling ‘mendengar’ satu sama lain.
Yah, ikut latihan koor juga
melatih salah satu jenis kecerdasan yaitu kecerdasan di bidang musik.
Menurut aku pribadi, sih, ikut koor itu sangat bagus, selain memuji
Tuhan buat kemuliaan-Nya, there’s so many advantages we can get from choir ^^.
Sebagai salah satu Pembina remaja di gereja saya, bersama komisi dan tim
kerja yang ada, tugas kami adalah untuk mengawasi mereka latihan, memantau
perkembangan mereka, cari dana (yang pastinya), dan mengurus berkas
administrasi mereka. Dan bisa dibilang, ada tantangan di setiap aspek tersebut.
Musuh pertama adalah mengatasi KEMALASAN!
Seperti yang sudah saya tulis di atas, latihan koor itu melelahkan… Satu
orang salah not, diulang semuanya. Jika satu orang saja belum tahu nada yang
tepat, maka yang lain juga gak bisa maju. Hmm, benar-benar mengajarkan
kesabaran dan ketekunan pada anak-anak remaja yang masih belia ini. Latihannya
sekitar dua jam, dimulai jam 6 sore. Mereka malas datang, dan kalaupun datang
latihan, gak sungguh-sungguh dan focus. Sering ditegur sama pelatih, bahkan
dimarahi.>,<
Nah, masalah yang lain adalah kebiasaan orang Indonesia yang buruk
yaitu,,,jam kareeetttttt.
>,< ya ampun, beneran, dibilang latihan jam 6 sore, pada datang
jam 7 malam. Kesal rasanya, dan merasa gak enak sama Pak Pelatih kami, Pak
Hendrik Apelia ^^v (maaf ya pak Pel, kami suka telat!). Tapi seiring
berjalannya waktu, juga ditegor sana sini, akhirnya perilaku jam karet itu
sedikit demi sedikit mulai hilang, walau belum semuanya sih,hehehe… Dear teens,
tahun depan jangan jam karet lagi yahhh ^^, be on time,ok? Gimana kalo kita
janjian sama Tuhan Yesus? Apa kita bakal telat? Mau telat naik kereta ke surga?
(kidding,,)
Terus, pernah juga jumlah kehadiran itu gak sampe setengah, sehingga
hampir saja dibatalkan, huaaaaa….stres diriku saat itu. Masa-masa struggle yang
membuat aku menggumuli masalah ini sama Tuhan, “ Tuhan, please, kalo memang mau
diterusin, tolong buat anak-anak ini berubah,”
Puji Tuhan, latihan tetap jalan dan kami tetap ikut lomba ini.
Actually, selama ikut mengawasi mereka latihan, saya sering
bolos,hehehe… Kadang di kantor sampai malam atau ada kegiatan lain, sehingga
tidak sempat liat atau ngawasin mereka latihan. Nah, biasanya yang gantiin saya
itu Kevin, Indra atau sister Titin ^^,, juga Pembina paling setia yaitu Om John
Lintang yang jadi conductor buat Girl’s Choir.
Kedua, adalah DANA.
Dana yang dibutuhkan cukup banyak, yah, jujur saja di luar kemampuan
kami. Tapi, kami percaya, jika ini benar-benar kehendak Tuhan, maka He will
provide our needs! And that’s true…
Tuhan kasih kami banyak berkat, lebih dari yang kami bayangkan. Kalau
ingat gimana kami cara, it’s so funny. Jualan gohu, jualan pisang goreng, sayur
ubi santan (yumm,yumm,yumm), hahaha… Terus, bikin kantin pencarian dana,
melelahkan, tapi we do it with joy ^^. Also, that’s make us feel so close to
each other, build our sister and brotherhood between us.
If I remember all of things that we’ve passed, rasanya malu banget
karena aku pernah lose heart, pernah pesimis, pernah tawar hati karena kegiatan
ini, padahal ini jadi salah satu ujian buat aku, untuk put my trust to Him,
surrender to Him, and waiting in patience.
Sampai lomba kemarin, Tuhan benar-benar luar biasa, karena Dia provide
all of our needs more than we expected.
Jadi ingat ayat di I Korintus 2:9.
Then, ada tantangan-tantangan yang makin banyak menjelang hari H.
Ada berkas yang belum lengkap, kayak foto dan akte yang baru lengkap
menjelang deadline pengumpulan. Kostumnya yang kayaknya gak bakal selesai tepat
waktu (tapi puji Tuhan, selesaiiii dan hasilnya bagus, thank you Ibu Yulin
Anggoronggang, Ibu Dalonto, dan tante saya, for making our girls dresses, the
dresses is so gorgeous ^^).
Dan mungkin yang paling gawat adalah, hari lomba yang dimajukan. Jadi,
sampai technical meeting hari Sabtu, 18 Agustus, kita tahunya lomba hari Sabtu,
25 Agustus. Tapi, pas hari Selasa, saat baca di twitter juga cek di blog
panitia PSR, ternyata lombanya dimajukan jadi tanggal 23 Agustus.
Pas tahu, aku Cuma menarik napas dalam-dalam dan bilang ke Tuhan,
“ Tuhan, kalau Engkau mau kami ikut lomba ini, maka Engkau akan sediakan
semua kebutuhan kami sampai tanggal 23 Agustus,”
Dari kejadian ini, aku belajar untuk kasih seluruh keinginan hati aku ke
tangan Tuhan dan let His choose become mine. Juga belajar menanti dengan sabar
waktunya Tuhan. Aku tipe orang yang ingin segala sesuatunya cepat, rasanya
stres kalo menunggu. But God taught me to wait, wait His time, His action and just
sit still, waiting with patience.
Dan kami melihat sendiri pekerjaan Tuhan dalam waktu 2 hari tersebut.
Lagu kedua “ Haleluya” selesai dan anak-anak semuanya hafal lagunya!
Ada dua keluarga yang mau provide konsumsi kami, makan siang dan makan
malam.
Semua kostum Girl’s Choir selesai tepat waktu.
Dana mencukupi, berkas lengkap tepat waktu, dan semua anak-anak remaja
yang ikut lomba diberikan kekuatan serta kesehatan sampai lomba selesai.
How great is our GOD!
Saat lomba pun, mereka menyanyi dengan bagus, dan dapat juara 2,hehehe…
Yeay! Meski gak dapat GOLD, nilai kami hanya 78,82 soalnya, tapi kami sangat
bersukacita!
It’s worth…
Oh ya, salah satu yang encourage saya di masa-masa yang penuh struggle,
karena banyak hal yang harus saya urus selain PSR, ada MKE, kerjaan di kantor,
juga rencana untuk lanjut kuliah tahun depan, adalah tulisannya mbak Dhieta (http://penaditanganbapa.blogspot.com) yang judulnya Endure the Pain.
Juga buku Elisabeth Elliot yang judulnya Finding Your Way Through
Loneliness.
Ah, buku itu bagus sekaliii… Keren,keren,keren…
Yah, di tulisan mbak Dhieta sama buku Elisabeth Elliot itu ada sebuah
kalimat yang aku ucapkan ke diri aku, kalau rasanya sudah tidak mampu lagi,,
dan pengen nangis,,
“ All is well and it shall pas, it shall pass, it shall pass,”
Aku mengulangnya tiga kali, dan nambah beberapa kalimat kayak,
“ In every circumstances, give thanks,”
“ For He never,never,never,never,never leave you nor forsake you,”
Kenapa kata never-nya sampe diulang lima kali?
Karena dalam teks asli Yunani Perjanjian baru, kata never itu memang
diulang 5 kali. Artinya, Tuhan sungguh-sungguh tidak akan meninggalkan kita.
Yah, aku belajar bahwa Tuhan bisa pakai apapun untuk menghibur kita,
untuk menguatkan kita. Dan aku sangat bersyukur karena bisa kenal wanita-wanita
Allah yang benar-benar cinta Tuhan meskipun Cuma lewat blog, jejaring sosial
ataupun buku-buku.
Aku percaya itu semua bukan kebetulan semata, tapi rencana Tuhan.
Mengucapkan kalimat-kalimat itu, juga ayat-ayat hafalan yang aku hafal
tiap hari, singkatnya Firman Tuhan adalah sumber kekuatan aku. Firman Allah itu
sungguh hidup, sungguh nyata. Aku merasakannya sendiri.
PSR 2012 telah lewat, dan mungkin apa yang telah kami lewati itu akan
jadi kenangan yang indah dan manis. Tapi, aku tidak akan lupa apa yang Tuhan
ajarkan kepadaku lewat kegiatan PSR 2012 ini. Aku dibentuk, diuji,
dimurnikan-Nya lewat kegiatan ini.
Setiap hari, Tuhan mengajariku untuk menjadi semakin serupa dengan-Nya.
Jadi teringat komitmen yang aku buat beberapa waktu yang lalu,
“ Sebesar apapun keinginanku akan sesuatu, tidak akan pernah sebesar
keinginanku untuk mengenal dan melakukan panggilan-Nya dalam hidupku,”
Ah, btw, Congratulation for GMIM Tumpengan Teenager Girl’s Choir…
Tetap setia memuji dan memuliakan nama Tuhan, ya…
Juga terimakasih buat tim kerja yang sudah kerja keras selama ini,
Kevin, Indra, Wils, Nina, Egi, Lidya, Pika, dan lain-lain. Semua orangtua dari
adik-adik peserta Girl’s Choir. Mira dan Richo juga Ibu Syamas
Manarisip-Soegiarto dan Keluarga Pangow-Ante yang sudah menyediakan konsumsi
buat kami. Keluarga Tuju-Arina yang sudah menerima kami di rumahnya di
Langowan, maaf kalo adik-adik remaja ini ribut, dan bikin berantakan
rumahnya,hehhe… Buat Pak Pel, Pak Hendrik Apelia yang setia melatih Girl’s
Choir, dan keluarga Pdt. Talumantak-Rondonuwu yang sudah mengunjungi kami di
Langowan. Juga semua anggota jemaat GMIM Tumpengan yang sudah menopang kami
lewat dana dan doa.
Kami tidak bisa membalas semua kebaikan yang kalian berikan untuk kami,
tapi Tuhan Yesus yang akan membalasnya. Amin.
God bless,
Farha