Jumat, 08 Agustus 2014

Favor


Tuhan Yesus sungguh baik. Nggak terasa 2 semester telah berlalu. 
Ujian akhir semesterku berakhir dengan matkul favoritku (karena dosennya sih) Teksol, hehehe…
Apa yang bisa kuceritakan tentang semester yang telah lewat?

Mungkin satu kata.

Favor

Aku betul-betul merasakan kemurahan Tuhan di semester ini dan hal itu luar biasa.

Meskipun aku tahu kalau kemurahan Tuhan itu selalu ada,nyata di setiap detik kehidupan anak-anak-Nya. Aku ingin menulis tentang beberapa hal yang menurut aku merupakan kemurahan Tuhan dalam hidup aku selama semester yang baru lewat,hehehe...

1. Praktikum
Sebenarnya pas awal semester aku mengalami fase galau, hehe… melihat KHS aku masih ada 6 praktikum yang harus aku ambil dan 5 di antaranya ada di semester ini dan setelah aku nanya, ternyata maksimal hanya bisa ngambil 3 praktikum dan itu pun pasti ‘babak belur’ saking padat dan capeknya praktikum itu. 
Sebagai orang yang pengen cepat-cepat lulus haha… aku kecewa. 
Aku pasrah hanya bisa ngambil 3 praktikum dan ya sudahlah… gak apa-apa kali yah menjalani 2 praktikum sambil nyusun skripsi di semester genap depan.

Tapi Tuhan itu baiikkkk dan pemurah hehehe… aku bisa ngambil 5 praktikum semester ini oleh Kaprodi. Aku benar-benar kaget dan gak nyangka, kok bisa ya?? Walaupun banyak orang yang menganggap aku gak bakal mampu, bakal keteteran, dan jujur itu sempat aku membuat aku ‘down’, tapi aku punya keyakinan bahwa gak ada satu pun yang kebetulan di dunia, everything in God’s control dan kalau atas His favor aku bisa ngambil 5 praktikum, maka Ia juga yang akan memberikan aku kemampuan, kekuatan untuk menjalani itu semua.

Ada saatnya aku capek banget tapi harus nulis jurnal, belajar, bikin tugas, ngapalin materi dan…mengeluh pada Tuhan. Gara-gara ngambil 5 praktikum juga aku harus kejar-kejaran waktu saat kuliah, dan ada 3 hari dalam seminggu aku nggak bisa makan siang karena abis kuliah teori, masuk praktikum, dan langsung kuliah teori lagi. 
Capek? Banget. 
Pengen ngeluh? Banget. 
Ngerasa self-pity? Sering,hehe…

Tapi syukur di saat itu aku ditegur bahwa aku harus tetap mengucap syukur atas apa yang Tuhan berikan padaku.
Aku bisa melaluinya dengan pertolongan dari Tuhan. So far, udah 3 praktikum yang lulus, yang sisanya belum keluar nilainya. Mudah-mudahan saja lulus haha.

2. Persekutuan Jumat
Salah satu pergumulan yang aku alami selama kuliah di Jakarta adalah “saudara seiman”. Aku berdoa tiap hari agar Tuhan ngasih aku saudara-saudari seiman agar aku bisa bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus. Tuhan menjawab doaku pada semester ini.
Kost-ku sekarang isinya orang Manado semua,hehe…dan puji Tuhan, kami bisa bikin persekutuan tiap Jumat malam. Bukan hanya anak-anak kost aku, tapi juga bareng anak-anak APP yang beragama Kristen, jumlah kami ada 15 orang. Bagiku ini amazing banget! Kami mengadakan ibadah dan sharing Firman Tuhan tiap Jumat malam dan tempatnya bergantian, di kost aku atau di kost anak-anak APP.
Selain makin eager dalam Firman Tuhan, persekutuan ini juga merupakan ‘ladang baru’ buatku dari Tuhan. Aku sadar bahwa Ia ingin aku melayani-Nya di persekutuan ini. Kini ‘ladang’ku bukan lagi anak-anak remaja tapi adik-adik aku (karena aku yang paling tua :p) yang di persekutuan Jumat ini. Aku ingin agar semua yang ikut persekutuan Jumat ini tambah dekat dengan Tuhan dan bertumbuh imannya pada Yesus Kristus. Sekarang yang aku layani adalah anak-anak kuliahan, dari beragam suku ada dari Minahasa, Batak, Ternate, Ambon, Papua dan Flores.
Serunya lagi, kami membuat grup vocal yang punya komitmen untuk ngisi puji-pujian di gereja setiap bulannya. Kami latihan 2 kali seminggu di kost aku.
Penyertaan dan kemurahan Tuhan nyata banget bagi kami. Bapak dan ibu kost aku gak marah atau complain, meskipun mereka berbeda agama dengan kami. Mereka pun mengizinkan kami untuk latihan lagu rohani di kost dan menyelenggarakan ibadah di kost.

3. Bisa merasakan masakan Minahasa
Beberapa bulan yang lalu, 3 orang temanku pindah ke kost aku, Lhi, Rio dan Hendra dan ketiganya orang Manado. Kebetulan banget Hendra sama Rio pinter masak, kita yang cewek aja gak bisa masak, tapi kemampuan mereka udah setara koki hehe. Setelah hampir setahun gak makan masakan Minahasa,gara-gara ada mereka berdua bisa ngerasain lagi yang namanya ayam woku belanga, b2 kecap, b2 garo, cakalang fufu sous, kola pisang, tinutuan, pisang goreng + dabu-dabu roa hehe. Thanks a lot, guys!!! 
Dan gara-gara mereka juga, aku jadi belajar masak, hahaha…
Salah satu daftar di 10 Things Before 30 aku adalah :
Bisa masak dan doing house chores. House chores udah bisa lah ya, hidup sebagai anak kost juga sudah ngajarin aku melakukan house chores sendiri ^^. Masak nih yang agak susah, karena sering malas (ngaku sendiri ^^v)
Aku akhirnya mulai bisa masak, meskipun masih yang sederhana-sederhana dan seringnya sih kepedesan, :p. Partner masak aku itu Made… kita selalu masak bareng ^^. Aku jadi tahu bikin ayam woku belanga, sayur cah (gampang banget ternyata), sup, bakso tahu, tinutuan (bubur Manado) dan segala macam variasi ‘sous’ (kalo di Jawa, namanya balado). 

Sebenarnya kalo bicara tentang Favor nggak akan ada habis-habisnya, karena kasih karunia dan kemurahan Tuhan itu selalu ada, hadir dan nyata dalam kehidupan anak-anak-Nya. Keselamatan yang kita peroleh adalah kemurahan Tuhan semata. Kalau aku bisa hidup sampai sekarang, nafas kehidupan serta kesehatan yang aku miliki, itu hanya karena kemurahan Tuhan.
Segala sesuatu yang aku miliki sekarang adalah bukti kemurahan Tuhan dalam hidup aku. Dan aku akhirnya belajar untuk melihat ‘lebih’ dari sekedar berkat-berkat-Nya. Kemurahan Tuhan nyata bukan hanya dari doa yang terjawab atau kelimpahan berkat tapi juga dari penyertaanNya dalam setiap langkah kehidupanku.
Orang-orang yang mengasihi aku, merindukan aku (hahaha…) dan senantiasa mendoakan aku juga merupakan salah satu “Favor” yang Tuhan berikan padaku. Buat semua yang selalu ngasih aku semangat dan mendoakan aku, makasih banyak, kalian gak tau betapa berharganya itu semua buat aku ^^. Kalian adalah perpanjangan tangan Tuhan dalam hidupku.
Semester yang berat dan hectic ini telah berakhir dan ketika mengingat kembali hari-hari yang telah lewat, aku sadar bahwa tanpa kekuatan Tuhan aku nggak mungkin bisa melewati hari-hari itu. Mengingat semua kasih dan kemurahan-Nya membuat aku bangga, bersyukur, dan merasa beruntung banget punya Allah yang luar biasa.

“ Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu,” (Ratapan 3:23)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar